Jumat, 01 Agustus 2014

Babi, Haram dan Tidak Sehat


Bertugas di Papua, membuatku akrab dengan wam (sebutan babi bagi masyarakat asli Papua). Babi merupakan hewan istimewa, hampir di setiap acara besar bakar batu, ia menjadi menu wajib. Selain itu, babi digunakan untuk pembayaran mas kawin, denda adat, dan menggambarkan kekayaan seseorang. Berhati – hatilah jika membawa kendaraan di sini, karena babi dibiarkan berkeliaran di jalan dan jika Anda menabraknya tanpa sengaja tetap dikenakan denda adat hingga puluhan juta rupiah. Dan jangan heran, jika seorang bayi mesti rela berbagi ASI dengan bayi hewan ini, malah sang ibu terlihat lebih menyayangi babi kecil dibanding anak kandungnya sendiri.

Babi, diciptakan tapi kenapa diharamkan ?
“ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai , darah , daging babi , dan binatang yang ( ketika disembelih ) disebut ( nama ) selain Allah .” ( QS . Al - Baqarah : 173 ). Kutipan ayat ini, merupakan salah satu dalil kenapa babi diharamkan dalam Islam. Sering kali, orang mengira bahwa larangan mengkonsumsi babi dikarenakan penyakit cacing pitanya. Lalu bagaimana jika dengan keilmuan modern, pengolahan daging babi yang baik akan menghilangkan bahaya cacing pita ini?
Babi diharamkan bukanlah karena cacing pitanya, tapi umat Islam tidak mengkonsumsinya karena ketaatan pada Sang Pencipta. Larangan ini, tentu banyak sebab yang menjadikannya dilarang dikonsumsi, tentunya butuh kajian dan penelitian yang mendalam untuk mengungkap rahasia larangan Allah ini.

Babi, hewan paling menjijikkan ?
Babi merupakan cleaning service gratis yang membersihkan wajah bumi dari berbagai bentuk kotoran. Hewan rakus ini mengkonsumsi semua jenis makanan, termasuk kotorannya sendiri, kotoran manusia, bahkan jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi.
Olehnya, dengan menyadari fitrah penciptaannya, andai saja kotoran yang tercecer itu tidak dilahap kembali, maka siapa lagi yang akan membersihkannya ? Kotoran , sampah , dan limbah manusia merupakan isu global yang butuh penanganan serius dan belum terpecahkan sampai pada detik ini . Babi, hewan yang tahu diri, bahkan ia ikut sibuk dan turut andil mengentaskan polusi udara oleh ulah tangan kalian sendiri ^^
Babi juga dikenal sebagai hewan yang pemalas, lebih suka menghabiskan hidupnya di tempat kotor. Rutinitasnya hanya makan dan tidur, serta tidak suka bepergian jauh. Secara seksologi, ia sangat suka berhubungan intim, dan jika sang betinanya ditunggangi oleh jantan lain ia tidak menampakkan sedikit pun kecemburuan dan amarah terhadapnya.

Mengkonsumsi babi, tidak menyehatkan ?
Sebagai tenaga medis, saya akan mengkaji padangan kesehatan terhadap babi, tentulah ada hikmah pengharaman hewan ini. Babi sangat dikenal dengan cacing pitanya. Telur cacing ini bisa menempel di dinding usus, kemudian bergerak bersamaan dengan peredaran darah sampai ke otak . Dan ketika cacing itu sampai di otak , maka ia menyebabkan sakit yang ringan pada awalnya , hingga akhirnya mati dan tidak bisa keluar darinya . Hal ini menyebabkan dis - fungsi pada susunan organ di kawasan yang mengelilingi cacing di otak . Ia berkembang di usus 12 jari dengan panjang 4 – 10 meter, dan telurnya dikeluarkan melalui BAB untuk siklus berikutnya.
Analisis kimia dari darah babi menunjukkan adanya kandungan  yang tinggi dari uric acid (asam urat). Dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan 98 % dari uric acid dikeluarkan melalui ginjal. Sedangkan sistem biochemistry babi hanya mengeluarkan 2 % dari seluruh kandungan uric acidnya, sedangkan 98 % sisanya tersimpan dalam tubuhnya. Terjawablah, kenapa angka kejadian gout atritis (penyakit sendi yang disebabkan meningkatnya kandungan asam urat dalam darah) yang sangat tinggi di Puskesmas tempat saya bekerja. Dari pola konsumsi masyarakat Papua, ternyata ada kaitan dengan daging babi.
Menurut Prof. A. V. Nalbandov (penulis buku Adaptif Physiology on Mammals and Birds) menyebutkan bahwa kantung urine (vesica urinaria) babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke dalam daging. Akibatnya, daging babi tercemar kotoran yang mestinya dibuang bersama urine. Sedangkan Dr. Murad Hoffman (doktor ahli & penulis dari Jerman) mengatakan bahwa memakan babi juga menyebabkan peningkatan kolesterol tubuh dan memperlambat proses penguraian protein.

Penelitian ilmiah modern di Cina dan Swedia menyatakan, daging babi merupakan penyebab utama kanker anus & kolon. Meskipun empuk dan terkesan lezat, namun karena banyak mengandung lemak, daging babi sulit dicerna. Akibatnya, zat gizi tidak dapat dimanfaatkan tubuh. Bukan hanya Islam yang mengharamkan babi namun juga dalam agama Yahudi dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di kalangan Kristian. Luar biasanya Islam, melarang karena babi tidak menyehatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar