Minggu, 20 April 2014

Gebyar Kemanusiaan BSMI Jayawijaya 2014

Care For Life. 8 Juni 2002 yang bertepatan dengan 27 Rabiul Awal 1423 H menjadi awal sejarah hadirnya Bulan Sabit Merah Indonesia. BSMI lahir dari proses evaluasi diri terhadap masalah kemanusiaan. Organisasi ini bersifat independen dan professional dalam memberikan dukungan dan pertolongan tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. Dengan semangat kemanusiaan, dalam upaya memberikan kontribusi nyata di seluruh penjuru negeri, maka di usianya ke 14 tahun, lahirlah BSMI Cabang Jayawijaya yang disiapkan untuk merintis misi kemanusiaan di kawasan Pegunungan Tengah Papua.


“GEBYAR KEMANUSIAAN 2014” dengan mengangkat tema “BSMI Ada Untuk Papua” merupakan agenda terbesar pada tahun ini yang diadakan pada tanggal 31 Mei – 1 Juni 2014.  Selain deklarasi dan pelantikan pengurus BSMI Jayawijaya, juga dirangkai dengan beberapa kegiatan kemanusiaan. Gambaran kegiatan selengkapnya :

A. Sabtu, 31 Mei 2014 di Gedung Serbaguna Umat Islam Jayawijaya

  • ·      .  Deklarasi dan Pelantikan Pengurus BSMI Jayawijaya, BSMI Persiapan Jayawijaya telah berjalan sejak Desember 2012 dan sudah matang rasanya untuk berdiri sendiri sebagai cabang BSMI yang diketuai oleh dr. Mukri Pausan Nasution.
  • ·        Bedah Buku “Membentang Sorga di Rahim Bunda”  bersama dr.Prita Sp.OG
  • ·        Seminar “Kegawatdarutan Medis” bersama dr.Basuki Sp.OT
  • ·        Donor Darah
  • ·        Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.
  • ·        Pameran Foto “Bingkai BSMI Jayawijaya”
  • ·        Aksi “I Love BSMI” berupa aksi dukungan terhadap BSMI Jayawijaya dengan testimoni dan tandatangan di bentangan kain putih.
  • ·        Bazar Aneka Produk


B. Minggu, 1 Juni 2014 di Walesi, Perkampungan Muslim Asli Papua
  • ·         Sunatan Massal, yang diperuntukkan bagi 40 anak muslim asli Papua
  • ·         Pengobatan Massal, layanan kesehatan dilakukan terhadap muslim di Walesi dan sekitarnya.
  • ·         Penyaluran baju pantas pakai terhadap masyarakat kurang mampu di Walesi dan sekitarnya.


Kesehatan , kemiskinan dan  pendidikan masih menjadi masalah utama masyarakat pegunungan. Kemanusiaan menjadi tanggung jawab bersama. Besar harapan kami, jika ada yang terpanggil untuk mengirimkan donasi melalui BSMI cabang Jayawijaya untuk disalurkan kepada saudara kita di Pegunungan Tengah Papua dan ikut mensukseskan Gebyar Kemanusiaan 2014.

Donasi dapat disalurkan melalui BRI cabang Wamena 0311-01-000688-30-0 dan  Bank Mandiri cabang Wamena 154-00-1119489-5 a.n BSMI cabang Wamena atau dialamatkan ke Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) cabang Jayawijaya d/a TKIT Mutiara Hati jl. Sumbawa no.4 rt.04 / rw.02 Wamena, Kab. Jayawijaya, Papua 99511. Dengan CP : dr.Mukri 085263594198 / Suyoto 085254059616




Sabtu, 19 April 2014

Bijak Mengkonsumsi Suplemen

Segala yang praktis sepertinya menyenangkan. Kehadiran suplemen seolah memberikan jawaban praktis untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh. Namun, betulkah tubuh kita perlu suplemen?
            Vitamin dan mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Vitamin dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat terhindar dari penyakit. Mineral seperti kalsium dan zat besi memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh. Kekurangan keduanya akan menyebabkan masalah dalam tubuh namun kelebihan pun bisa menimbulkan masalah juga,
            Vitamin dan mineral sebenarnya bisa diperoleh dalam berbagai bahan makanan. Namun, karena pola makan yang tidak seimbang, banyak orang yang mengalami kekurangan kedua zat gizi ini. Untuk memenuhi kekurangannya, sebagian orang mengonsumsi suplemen yang dijual bebas di pasaran. Mengonsumsi suplemen tidak boleh sembarangan, takarannya pun harus diperhatikan.
            Sebelum mengonsumsi suplemen, seseorang perlu mengetahui kecukupkan zat gizi yang dikonsumsinya sesuai kebutuhan. Selama ini cara yang paling mudah dengan melihat tanda klinis yang muncul akibat kekurangan zat gizi tertentu. Namun, hal ini tidak dianjurkan, karena jika tanda klinis sudah muncul, biasanya kerusakan tersebut sudah tidak bisa diperbaiki. Kita mesti mengukur jumlah zat gizi yang dikonsumsi dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Cara ini memiliki perhitungan yang rumit, yang hanya bisa dilakukan oleh ahli gizi.
            Menurut Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD, dosen Jurusan Gizi FKM UI, pendekatan yang cukup sederhana dengan melihat keragaman makanan kita yang mestinya terdiri dari karbohidrat sebagai sumber energy, sumber protein seperti daging, sumber zat pengatur seperti sayuran dan buah. Sederhananya, kita mengenal slogan “Empat Sehat, Lima Sempurna”.

Suplemen di Masa Reproduksi
            Pada masa hamil dan menyusuim wanita memerlukan gizi lebih dari pada biasanya, misalnya tambahan vitamin D untuk kesehatan bayinya. Menurut riset di McGill University, vitamin D memiliki peranan penting untuk perkembangan janin. Vitamin D bisa diperoleh dari konsumsi susu dan sinar matahari. Namun beberapa penelitian membuktikan bahwa pemberian multivitamin dan mineral hanya di masa hamil sebenarnya tidak terlalu optimal.

Suplemen di Masa Tua
            Penuaan merupakan proses alamiah yang tidak bisa dihentikan. Banyak suplemen dan kosmetik mengklaim bisa mengurangi laju proses penuaan, tetapi efeknya bisa bervariasi pada tiap individu. Kebutuhan vitamin E dan anti oksidan sebenarnya hanya sekitar 15 mg/harinya. Namun ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk mengkonsumsi anti oksidan lebih banyak. Misalnya, pada perokok memerlukan anti oksidan 3 kali lipat lebih besar dibanding orang yang tidak merokok.

Kapan Wanita Perlu Suplemen?
            Kita memerlukan suplemen jika konsumsi vitamin dan mineral kita kurang dari yang diperlukian. Namun pada kondisi khusus memerlukan tambahan vitamin atau mineral misalnya setelah operasi atau dalam proses penyembuhan. Wanita yang sedang menstruasi biasanya kehilangan zat besi sehingga ada bainmya mengonsumsi sumber zat besi seperti daging merah atau suplemen penambah darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin E bisa mengurangi gelaja pre-menstrual syndrome (PMS).

            Jadi, mari periksa kembali apakah pola konsumsi vitamin dan mineral kita sudah mencukupi? Bila diperlukan mengonsumsi suplemen, pilihlah multivitamin dan suplemen yang kombinasi sebab adanya saling ketergantungan antar zat gizi. Sembarangan mengonsumsi suplemen, justru bikin kita rugi. Selain mubazir, suplemen yang berlebihan juga bisa merusak fungsi organ tubuh kita. Salam Sehat !

Congekan Pada Anak, Bahayakah?

Infeksi telinga tengah merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering menimpa anak-anak. Dalam dunia medis, infeksi telinga tengah atau otitis media merupakan salah satu penyebab demam yang sering terjadi pada anak. Penyakit infeksi yang dikenal di masyarakat dengan istilah “congekan” ini tidak boleh kita sepelekan, karena jika tidak ditangani dengan tepat bisa mengganggu fungsi pendengaran anak.

Bagaimana bisa keluar “congek”?
Otitis media biasanya diawali dengan infeksi pada saluran nafas seperti pilek atau faringitis (radang tenggorokan) yang menyebar ke telinga tengah lewat tuba eustachius, (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung bagian belakang dan tenggorokan bagian atas). Saat bakteri melalui tuba eustachius, maka bakteri ini dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran dan berakibat pada tersumbatnya saluran. Selanjutnya, sel-sel darah putih (leukosit) akan datang untuk melawan bakteri tersebut. Sel-sel darah putih ini akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri sehingga terbentuklah nanah dalam telinga tengah yang akan keluar sebagai congek.

Mengapa Lebih Sering pada Anak?
Bentuk anatomis telinga anak berbeda dengan orang dewasa. Pada anak-anak, tuba eustachius  lebih pendek sehingga sudutnya lebih mendatar. Hal inilah yang menyebabkan bakteri dari saluran nafas (faring/tenggorokan) lebih mudah masuk ke telinga tengah anak. Semakin muda usia anak maka faktor risiko untuk terkena infeksi lebih besar, karena daya tahan tubuh anak yang belum sempurna. Seiring bertambahnya usia anak, kejadian infeksi telinga tengah akan berkurang dengan sendirinya.

Bagaimana Mengenali Gejalanya?
Gejala yang paling sering muncul ketika anak mengalami infeksi telinga tengah adalah kenaikan suhu tubuh atau demam tinggi. Seringkali orang tua tidak menyadari bahwa penyebab demamnya berasal dari masalah di telinga tengah. Pada anak yang sudah bisa mengutarakan rasa sakit, biasanya akan mengeluhkan nyeri di dalam telinganya. Sedangkan pada bayi dan anak yang masih sangat kecil, biasanya hanya bisa menangis dan sangat rewel untuk mengekspresikan rasa sakitnya. Terkadang, mereka menarik-narik daun telinga dan menolak berbaring pada sisi telinga yang sedang sakit. Gejala yang paling mengarah adalah keluarnya congek (cairan putih kekuningan yang kental seperti lem) dari telinga yang mengalami infeksi. Orangtua harus waspada ketika mendapati anak kurang merespon ketika diajak berbicara, karena berkurangnya fungsi pendengaran. Bisa jadi hal tersebut akibat infeksi telinga tengah yang tidak tertangani.

Apa saja Komplikasinya ?
Tumpukan nanah di telinga tengah akan mengganggu proses penghantaran suara dari luar ke telinga bagian dalam sehingga kemampuan pendengaran anak akan berkurang. Gangguan pendengaran otomatis akan menurunkan kemampuan bicara anak yang sedang belajar menirukan dan melafalkan kata-kata atau suara di sekitarnya. Sebagian anak mengalami vertigo (pusing berputar), gangguan keseimbangan, dan gangguan nervus facialis (saraf wajah) sehingga wajah menjadi mencong (tertarik ke salah satu sisi). Komplikasi lain yang lebih parah adalah penyebaran infeksi dari telinga tengah ke selaput pembungkus otak sehingga timbullah meningitis.

Apa Tindakan Orangtua?
Hal terbaik yang bisa dilakukan orangtua adalah mencegah supaya anak-anak kita tidak mengalami infeksi telinga tengah. Menjaga agar anak tidak mudah tertular batuk-pilek, misal dengan menjauhkan anak dari orang yang sedang batuk pilek dan rajin mencuci tangan. Hindari faktor pencetus alergi yang memicu gangguan nafas berulang. Memenuhi kebutuhan gizi anak untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jangan mengorek telinga, cukup membersihkan kotoran yang sudah keluar dan menempel di liang telinga bagian luar.

   Ketika anak sudah terlanjur mengalami infeksi telinga tengah, maka hindari anak berenang dan usahakan tidak kemasukan air ketika mandi, supaya bakteri dari air kolam atau bak mandi tidak masuk dan berkembang biak dalam telinga. Jangan mengorek telinga anak untuk mengeluarkan congek, biarkan cairan tersebut diserap oleh tubuh. Berikan makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan Kenali gejala yang mungkin mengarah pada infeksi telinga tengah dan segera bawa anak ke dokter atau tempat pelayananan kesehatan terdekat ketika ditemukan tanda atau dugaan adanya infeksi telinga tengah.