Banyak orangtua yang beranggapan bahwa imunisasi adalah
sesuatu yang tidak penting untuk dilakukan; bahkan ada orang tua yang
takut anaknya diimunisasi, karena khawatir dapat menyebabkan kecacatan
mental dan penyakit lainnya. Apakah imunisasi bermanfaat atau hanya
memberikan mudharat? Sebelum menyimpulkan suatu kabar yang diberitakan;
apakah benar atau salah; alangkah baiknya kalau kita menilik lebih dalam
mengenai hal yang dipermasalahkan dalam kabar tersebut. Oleh sebab itu,
kita harus kembali ke konsep dasar imunisasi, mulai dari pengertian,
komposisi, manfaat dan efek samping yang ditimbulkannya.
Imunisasi sering disalah artikan dengan vaksinasi.
Imunisasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menimbulkan
imunitas (kekebalan) pada tubuh dengan berbagai cara baik pasif maupun
aktif. Imunitas pasif diperoleh secara langsung baik dari hewan (berupa
serum) ataupun dari ASI. Imunitas aktif didapat ketika pajanan
mikroorganisme tertentu memicu respons kekebalan tubuh sehingga tubuh
membentuk kekebalan secara mandiri. Imunitas aktif dapat dibagi menjadi
dua, imunitas aktif alami dan buatan. Imunitas aktif alami diperoleh
dari infeksi alamiah yang menyerang manusia. Hal ini akan menyebabkan
tubuh membangun proteksi jangka panjang terhadap infeksi yang sama
berikutnya. Imunitas aktif buatan diperoleh dengan memasukkan kuman ke
dalam tubuh dalam bentuk vaksin. Vaksin dapat merupakan mikroorganisme
hidup, mikroorganisme yang dimatikan, atau toksin (racun) mikroorganisme
yang dimodifikasi.Sedangkan vaksinasi diartikan sebagai proses memasukkan
vaksin kedalam tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa vaksinasi merupakan
bagian dari imunisasi.
Imunisasi pertama kali ditemukan pada awal tahun 1800
oleh Edward Jenner (1749-1823), seorang dokter berkebangsaan Inggris.
Pada waktu itu terjadi wabah campak (smallpox) di Inggris dan
menelan banyak korban jiwa, terutama anak-anak. Selain menyerang
manusia, virus yang mirip ternyata juga menyerang sapi (cowpox). Infeksi virus cowpox
hanya menyebabkan gejala ringan pada manusia. Beliau kemudian
berinisiatif untuk mengambil cairan yang berasal dari pustule (benjolan
berisi cairan yang merupakan gejala cowpox) sapi yang
terjangkit untuk dipaparkan kepada orang sehat. Dari penelitian yang
dilakukan beliau, orang tersebut terlindungi lebih baik terhadap campak
dibandingkan dengan orang yang tidak dipaparkan cairan tersebut.
Hasilnya, wabah campak yang menyerang Inggris saat itu dapat
dikendalikan. Mulai saat itu, penelitian mengenai imunisasi berkembang
dengan pesat.
Jika dilihat dari komponennya yang berupa mikroorganisme,
baik yang dilemahkan, dimatikan ataupun toksin yang dimodifikasi,
sangat mungkin timbul efek samping pada individu yang diberikan vaksin.
Ketika mikroorganisme masuk kedalam tubuh, secara alami tubuh akan
membentuk substansi (mis: interleukin, TNF - α) untuk melawan
mikroorganisme tersebut. Selain berdampak buruk pada mikroorganisme,
substansi tersebut juga dapat menimbulkan berbagai efek negatif terhadap
tubuh, mulai dari demam, kejang sampai gangguan saraf. Oleh sebab itu,
yang menentukan seberapa besar efek samping yang ditimbulkan adalah
berapa banyak substansi yang dikeluarkan tubuh untuk melawan
mikroorganisme tersebut. Selain itu, pada vaksin juga terdapat bahan
tambahan berupa zat kimia (mis: logam aluminium) yang terkadang juga
menimbulkan efek samping walaupun sangat jarang. Efek samping yang
ditimbulkan berbeda pada setiap orang. Hal ini disebabkan karena setiap
orang mempunyai karakteristik respons yang berbeda dengan orang lain
tergantung pada banyak faktor, seperti genetik dan lingkungan. Misalnya
pada pemberian vaksin dengan jenis dan dosis yang sama, anak “A” bisa
saja mengalami demam dan kejang sementara anak “B” tidak. Berdasarkan
fakta di lapangan, dampak efek samping yang berat sangat jarang
ditemukan.
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) imunisasi yang wajib diberikan kepada anak adalah imunisasi
polio, campak, hepatitis, BCG, dan DPT. Patut diperhatikan antara
manfaat dan efek samping yang ditimbulkan oleh suatu imunisasi, misalnya
pada vaksin DPT (Diphteri, Pertussis, Tetanus). Akibat efek
samping yang ditimbulkannya, yaitu berupa kejang, kerusakan otak dan
bahkan kematian, penggunaan vaksin ini berkurang drastis pada tahun
1970-an. Kira-kira terdapat 26 anak-anak yang meninggal setiap tahunnya
karena penggunaan vaksin DPT. Tetapi, infeksi yang disebabkan oleh
bakteri pertusis (batuk rejan), jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan
efek samping yang ditimbulkan vaksin DPT. Di negara berkembang,
kira-kira 750.000 anak-anak meninggal setiap tahunnya karena pertusis,
padahal hal ini bisa dicegah dengan penggunaan vaksin DPT. Oleh sebab
itu, keuntungan imunisasi untuk anak-anak lebih besar dibandingkan
dengan risiko yang ditimbulkannya, sehingga tidak ada kontraindikasi
untuk melakukan imunisasi pada anak yang sehat.
Fakta lainnya adalah suksesnya eradikasi polio yang dicanangkan oleh WHO pada tahun 1998 melalui program Global Polio Eradication Initiative (GPEI).
Program ini bertujuan untuk mendukung setiap negara di dunia agar
melaksanakan program imunisasi polio bagi setiap anak sampai penyebaran
polio berhenti dan dunia menjadi bebas polio. Sejak dilaksanakannya
program ini, jumlah kasus polio yang dilaporkan setiap tahun berkurang
lebih dari 99%; dari 350.000 pada tahun 1988 menjadi 1.625 kasus pada
tahun 2008. Tetapi, tugas WHO belum selesai. Kasus polio masih banyak
ditemukan pada empat negara dan beberapa negara yang mengalami kasus
infeksi berulang. Pada tahun 2008, keempat negara tersebut, yaitu
Nigeria, Afganistan, Pakistan dan India, melaporkan hampir 91% dari
seluruh kasus polio baru di dunia (1.488 kasus dari total 1.625 kasus).
Tetapi, secara umum program WHO untuk imunisasi polio ini berjalan
dengan baik dengan berkurangnya kasus baru sebanyak lebih dari 99%
seperti yang telah disebutkan diatas.
Jika dilihat dari perspektif Islam, maka imunisasi
hukumnya dapat halal dan dapat juga haram. Penentuan halal atau haramnya
sebuah vaksin dapat dilihat dari bahan-bahan yang terkandung dalam
vaksin tersebut dan seberapa pentingnya vaksin tersebut terhadap
kesehatan dan keselamatan seseorang. Bicara masalah haram atau halal,
maka hal ini tidak dapat dilepaskan dari Al-Qur’an dan Sunnah.
” Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui
batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah:173).
” Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala...” (QS. Al-Maidah:3).
Berdasarkan firman Allah diatas, maka vaksin hukumnya
haram jika mengandung bahan-bahan yang diharamkan, misalnya babi dengan
segala derivat atau turunannya (darah, enzim, dan sebagainya). Tetapi,
hukum haram ini dapat berubah menjadi halal jika vaksin ini sangat
penting untuk keselamatan seseorang dan sampai sekarang belum ditemukan
bahan yang halal untuk menggantikannya. Contohnya pada penggunaan
vaksin meningitis (radang selaput otak) untuk jemaah haji. Vaksin
meningitis tersebut mengandung enzim porchin yang berasal dari babi.
Penggunaan vaksin ini diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi kepada
jamaah haji untuk mencegah penyakit meningitis. Penyakit ini dapat
mengancam keselamatan jamaah haji dan sampai saat ini belum ditemukan
adanya bahan pengganti untuk enzim porchin ini. Oleh sebab itu, Majelis
Ulama Indonesia selaku badan yang berwenang untuk mengeluarkan keputusan
halal atau haram, memutuskan bahwa penggunaan vaksin meningitis adalah
halal dengan syarat-syarat tertentu (mis: pelaksaan haji tersebut adalah
yang pertama kalinya). Sedangkan untuk imunisasi pada anak (campak,
polio, DPT, BCG, hepatitis), sampai sekarang tidak ada pelabelan haram
oleh MUI; dengan kata lain, imunisasi pada anak halal hukumnya.
Berdasarkan berbagai fakta dan penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa manfaat imunisasi melebihi efek
samping yang ditimbulkannya. Oleh sebab itu, para orang tua tidak perlu
khawatir untuk memberikan imunisasi kepada anaknya. Dengan pemberian
imunisasi, berbagai penyakit berbahaya dapat dicegah, seperti campak,
polio, hepatitis dan tuberkulosis (TBC) dan tentu saja dengan pencegahan
ini, maka anak dapat menggapai masa depan yang lebih cerah. Pembangunan
paradigma positif terhadap imunisasi jelas perlu ditekankan kedepannya
untuk membentuk generasi muda bangsa yang sehat dan berkualitas. Jadi,
kenapa anda harus ragu untuk memberikan imunisasi kepada anak anda?
Selasa, 23 Oktober 2012
Jumat, 19 Oktober 2012
Wudhu, Percikan Air Yang Menyehatkan
Pernahkah kita memikirkan mengapa Allah memerintahkan umat Islam untuk berwudhu sebelum mendirikan shalat? Banyak ibadah yang terlihat sederhana dan mudah dilakukan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan jasmani dan rohani termasuk thaharah.
“Apabila salah seorang dari kamu dalam keadaan marah, maka berwudhulah. Sesungguhnya marah itu berasal dari api..” (HR. Abu Daud)
Wudhu dan Kesehatan Jasmani
Secara
ilmiah, kita bisa mengungkap rahasia di balik ritual penyucian ini. Hal
ini dibuktikan oleh Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan
neurolog asal Austria yang menyatakan bahwa wudhu mampu merangsang pusat saraf
dalam tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena keselarasan air wudhu dan
titik-titik saraf sehingga kondisi tubuh akan senantiasa sehat.
Dr.
Magomedov, asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology menulis dalam
sebuah artikel berjudul “Muslims Rituals and Their Effect on the
Person’s Health” mengetengahkan bagaimana wudhu dapat menstimulasi atau
merangsang irama tubuh secara alami. Rangsangan itu muncul pada seluruh tubuh,
khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik
titik aktif biologis. BASes mirip sekali dengan titik – titik refleksologi ala
China. Bedanya, untuk menguasai titik – titik refleksi China dengan tuntas
dibutuhkan waktu 15-20 tahun untuk mempelajarinya. Bandingkan dengan wudhu yang
sangat sederhana !
Membasuh
wajah bisa meremajakan sel – sel kulit muka, dan membantu mencegah kulit
keriput. Berkumur – kumur dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari
sisa makanan sehingga kita mencegah mediasi pertumbuhan kuman.
Istinsyaq
berarti menghirupkan air ke lubang hidung. Fungsinya untuk mensucikan selaput
lendir hidung yang tercemar udara kotor dan kuman, secara tidak langsung kita
mencegah infeks saluran pernafasan atas. Muhammad Salim menganalisisa masalah kesehatan hidung
dari orang yang tidak berwudhu dengan yang berwudhu secara teratur. Salim mengambil zat dalam hidung
pada selaput lendir dan mengamati jenis kumannya. Berdasarkan analisisnya,
lubang hidung orang yang tidak berwudhu memudar dan berminyak, terdapat kotoran
dan debu pada bagian dalam hidung, serta permukaannya tampak lengket dan
berwarna gelap. Sedangkan orang-orang yang teratur dalam berwudhu, permukaan
rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.
Begitu
pula dengan pembersihan telinga sampai dengan penyucian kaki yang tak kalah
pentingnya untuki mencegah berbagai infeksi kuman.
Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul” menjelaskan bahwa wudhu
dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini banyak disebabkan oleh
bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Apabila
dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu), maka bahan kimi tersebut akan
larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat membuat seseorang menjadi
tampak lebih muda.
Wudhu dan Kesehatan Rohani
Rasulullah bersabda: “Mereka (umatku) nanti
akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena
bekas wudhu mereka.” (HR. Muslim no. 249).
Wudhu mencapai aspek kejiwaan dari aktivitas
membasuh sejumlah anggota wudhu. Dengan membasuh muka, wajah akan terlindungi dari dosa yang
dilakukan mata. Ketika membasuh tangan, berharap tangan terjaga dari dosa yang
belum dilakukan dan dibersihkan dari kekhilafan yang dilakukan di masa lalu.
Saat mengusap kepala, berharap agar pikiran mereka terlindungi dari
pikiran-pikiran yang tidak syar’i. Ketika membasuh telinga, semoga hal itu
dapat menghapuskan dosa yang dilakukan oleh telinga. Dan ketika membasuh kaki,
berdoa agar Allah senantiasa membimbing agar tetap berada di jalan yang lurus.
Sebagaimana
dilansir Journal Scientific American (2010), para ilmuwan mengatakan bhwa
mencuci tangan dapat membantu orang dalam meminimalisir rasa takut dan khawatir
dari kesalahan yang mereka perbuat sebelumnya. Setidaknya rasa takut dan
khawatir itu bisa hilang sementara waktu.
Spike
Lee, peneliti dari University of Michigan menunjukkan sisi lain, bahwa mencuci
tangan dapat membantu orang merasa lebih baik tentang prilaku tidak etis yang
mereka lakukan pada waktu dahulu. Perhatikanlah bagaimana peneliti tersebut
menyimpulkan bahwa mencuci tangan dapat membantu orang menyingkirkan kesalahan
dan mendorong untuk mengambil keputusan yang positif. Luar biasa bukan !
Merenung
sejenak, “Barang siapa yang berwudhu dan
membaguskan wudhunya, maka akan keluar kesalahan – kesalahannya dari tubuhnya
bersamaan dengan air wudhu, sampai yang menetes melalui ujung kukunya” (HR.
Muslim)
Kutipan
:
1. Al Kaheel, Ir. Abdeldaem dalam
Majalah Tarbawi edisi 240, 2 Desember 2010.
2. Ramadhani, Egha Zainur, dr. 2008.
Super Health. Jogjakarta : Pro-U Media
Selasa, 16 Oktober 2012
Menikahlah, Anda Akan Lebih Sehat..
“Nikah adalah sunnah ku. Barangsiapa yang tidak
menyukai sunnahku, maka dia bukanlah bagian dari ku”.. Sebuah kutipan hadist Rasulullah SAW
terhadap larangan bagi pemuda yang menghindari pernikahan. Anda bagaimana ?
Bersyukurlah
bagi yang telah menggenapkan diennya. Tentu Anda telah membuktikan bahwa
pernikahan akan meningkatkan penghasilan ? Allah telah menjawab kekhawatiran
kita, “dan janganlah kamu membunuh anak –
anak mu karen takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka
dan juga kepada mu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”
(QS. Al Isra : 31).
Dua orang
peneliti sosial dari University of Wisconsin telah mempublikasikan hasil
penelitian dalam buku “Mengubah Angka Kemiskinan, Mengubah Peta Politik”. Dalam
buku tersebut disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di AS meningkat 2,6 %
disebabkan kasus perceraian. Sementara kebalikannya, perempuan yang menikah
akan memiliki pendapatan lebih besar dibandingkan perempuan yang belum menikah.
Subhanallah..
Nah,
bagaimana dengan anggapan bahwa menikah bisa
membuat orang hidup lebih sehat dan panjang umur ? Tampaknya terbukti benar. Berbagai
penelitian telah dilakukan untuk menilai manfaat pernikahan bagi kesehatan.
Berikut rangkuman dari sebuah kutipan AOL Health dan majalah Tarbawui edisi 264
:
1. Menikah bisa mengurangi
stress.
Sebuah
penelitian dari University of California menemukan bahwa
orang yang menikah akan lebih bahagia dan mampu mengurangi kadar stressnya
dibandingkan dengan orang yang tak menikah. Peneliti mengambil sampel air liur
partisipan untuk menguji tingkat kortisol (hormon stress), diketahui orang yang
menikah memiliki kadar kortisol yang lebih rendah sehingga tingkat stressnya
lebih kurang.
2. Menikah bisa mengurangi
kemungkinan terkena stroke.
Studi terbaru menunjukkan
pernikahan bahagia bisa membantu mencegah stroke fatal pada laki-laki.
Didapatkan laki-laki yang tidak menikah memiliki risiko 64% lebih tinggi
terkena stroke dibandingkan dengan laki-laki menikah.
3. Menikah mengurangi
risiko terkena demensia.
Orang setengah baya yang hidup
sendiri dua kali lebih mungkin mengalami demensia dan penyakit Alzheimer
dibandingkan dengan orang yang menikah. Sedangkan orang yang bercerai pada usia
setengah baya akan membuatnya memiliki risiko 3 kali lipat. Hasil ini
berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh Miia Kivipelto dari Swedish Medical
University Karolinska Institutet.
4. Menikah dapat menurunkan
tekanan darah.
Berdasarkan penelitian dari Brigham
Young University diketahui laki-laki dan perempuan yang menikah akan memiliki
tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan lajang. Hal ini karena pada
umumnya orang-orang tersebut memiliki sistem yang lebih teratur dan tidak
terlalu cuek lagi dengan kesehatan dirinya sendiri.
5. Menikah menjauhkan
seseorang dari depresi.
Pernikahan umumnya memberikan
dukungan sosial dan juga emosional sehingga dapat mengurangi depresi serta
kecemasan seseorang. Bahkan sebuah studi menunjukkan orang yang sudah memiliki
depresi akan mendapatkan dorongan psikologis dari pernikahannya. Hasil studi
ini dilaporkan dalam Journal of Health and Social Behavior.
6. Menikah meningkatkan ketahanan dari penyakit.
Ketegangan hidup berumah tangga
memperngaruhi kesempatan bertahan hidup dari kanker, sementara orang yang tidak
menikah atau bercerai, kemampuan pertahanannya menurun terhadap kanker.
Sejumlah peneliti asal AS ari University of Indiana menganalisa data dari 3,8
juta orang yang terdiagnosa kanker antara tahun 1973-2004. Mereka menemukan
bahwa pasangan menikah memiliki kesempatan terbaik selama lima tahun sebesar 63
% melawan kanker.
7. Menikah bisa menjauhkan seseorang dari tindakan berisiko.
Sebelum menikah umumnya seseorang
tidak terlalu memperhatikan kondisi tubuhnya dan bertindak sesuka hati. Tapi penelitian menunjukkan
pernikahan bisa membuat seseorang lebih sedikit terlibat dalam perilaku
berisiko seperti mengkonsumsi alkohol, sering
pulang larut malam dan juga tidak merawat diri dengan baik. Hal ini
karena ada orang-orang yang harus ia perhatikan selain dirinya sendiri. Selain
itu jika ia sudah memiliki anak umumnya akan lebih jauh berperilaku sehat.
Hingga saat
ini, bermunculan manfaat pernikahan dari sisi medis. Bisa dikatakan, pernikahan
adalah kebutuhan primer dan mendesak bagi manusia. Sedangkan hidup membujang,
tidak menikah adalah melawan fitrah. Sebagai mukmin, kita yakin bahwa tanpa
kajian dan eksperimen ilmiah sekalipun, ajaran Rasulullah SAW adalah benar. Dan
setelah adanya data dan fakta ilmiah, kian menegaskan kebenarannya.
Rabu, 10 Oktober 2012
Mandi Sebelum Subuh, Menyehatkan ?
Sewaktu
SMA, saya memiliki sahabat yang hobi mandi sebelum shalat Subuh, ternyata saya
baru mengetahuinya ketika duduk di bangku kuliah bahwa mandi sebelum Subuh
memiliki manfaat kesehatan. Pernahkah Anda mendengar bahwa kebiasaan tidak
makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang dan mandi sebelum subuh merupakan
sebuah rahasia panjang umur ? sebuah rutinitas yang begitu memberi makna.
Kenapa ?
Menurut
penelitian, mandi tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan
menjauhkan stress tapi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem
kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit, bahkan mampu menyembuhkan
masalah medis yang serius. Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan
bahwa penderita diabetes yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam
bak air hangat mampu menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.
Penelitian
terpisah juga dilakukan di Jepang yang menunjukkan bahwa 10 menit berendam
dalam air hangat mampu memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita,
membantu mereka menjalani tes olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit.
Demikian pula kebiasaan mengguyur sekujur tubuh dengan air dingin, membuat
seseorang siapa mengawali hari dengan semangat.
Tidak
heran, jika di musim dingin sekali pun, justru masyarakat Jepang memanfaatkan
air yang nyaris beku untuk mandi. Caranya ? dengan menceburkan diri. Data
penelitian di atas, serta tingginya angka harapan hidup pada masyarakat Jepang,
jelas member kesan tersendiri. Bagaimana efek mandi sehingga bisa bermanfaat ?
Ada
pilihan suhu yang bisa digunakan : dingin hingga hangat. Jika stress menerpa,
mandi air dingin lebih tepat, pada suhu 12 – 18 C. Mandi air dingin sangat baik
meredakan ketegangan dan dapat meningkatkan gula darah. Alasan serupa menjadi
jawaban kenapa mandi sebelum Subuh (atau dalam rentang berhawa dingin)
menyegarkan, menjadi rahasia yang menakjubkan. Karena tanpa stress, hidup akan
jauh lebih bermakna.
Sebaliknya,
mandi air hangat sekitar 32 – 35 C membuka pori – pori yang dapat membantu
mengeluarkan toksin (racun). Mandi air hangat juga dapat membantu menurunkan
gula darah, menyembuhkan sakit otot, dan membantu menjaga usus besar bekerja
dengan baik. Mandi seperti ini dipilih setelah selesai beraktivitas pada sore
hari, mengingat banyaknya zat racun yang telah terserap seharian.
Efek
mana yang diperlukan tubuh, itu yang menjadi dasar mandi dengan air dingin atau
air hangat. Yang jelas, jangan sampai tidak mandi sama sekali ^^. Abu Huraira
r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Haq atas setiap Muslim adalah mandi (paling sedikit sekali) dalam tujuh
hari dan membersihkan kepala dan badannya”, (HR Bukhari dan Muslim)
Mau coba mandi sebelum Subuh ?
Rasakan sensasi kesegaran dan manfaatnya..
Shalat Dhuha, Tidak Sekedar Rehat
Rasulullah SAW bersabda: “Shalat Dhuha itu shalat orang yang kembali kepada
Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak
unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim)
Peregangan sungguh mutlak diperlukan, untuk kesiapan kita menyongsong hari
penuh tantangan. Dan, Rasulullah Saw. menyinggungnya dengan ungkapan santun:
“hak dari setiap persendian.” Semuanya cukup dengan dua rakaat dhuha. Shalat
memang memiliki kombinasi unik dari tiap gerakannya bagi tubuh. Hanya saja, waktu Dhuha yang memang unik ; waktu ketika tubuh memerlukan energi namun juga harus bersiap menghadang
stress yang menerpa.
“Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya;
setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah
sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka, yang
dapat mencukupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari Shalat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)
Dr.
Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic
Academy menyatakan gerakan teratur dari shalat menguatkan otot beserta tendonnya, sendi serta
berefek luar biasa terhadap system kardiovaskular. Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi
bedanya dengan olah raga biasa adalah pahalanya
luar biasa!
Rehat sejenak yuk, bersedekah dengan
dhuha.. !! Sehat berpahala..
Langganan:
Postingan (Atom)