Selasa, 23 Oktober 2012

Imunisasi, Investasi Kesehatan Anak Anda !

Banyak orangtua yang beranggapan bahwa imunisasi adalah sesuatu yang tidak penting untuk dilakukan; bahkan ada orang tua yang takut anaknya diimunisasi, karena khawatir dapat menyebabkan kecacatan mental dan penyakit lainnya. Apakah imunisasi bermanfaat atau hanya memberikan mudharat? Sebelum menyimpulkan suatu kabar yang diberitakan; apakah benar atau salah; alangkah baiknya kalau kita menilik lebih dalam mengenai hal yang dipermasalahkan dalam kabar tersebut. Oleh sebab itu, kita harus kembali ke konsep dasar imunisasi, mulai dari pengertian, komposisi, manfaat dan efek samping yang ditimbulkannya.


Imunisasi sering disalah artikan dengan vaksinasi. Imunisasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menimbulkan imunitas (kekebalan) pada tubuh dengan berbagai cara baik pasif maupun aktif. Imunitas pasif diperoleh secara langsung baik dari hewan (berupa serum) ataupun dari ASI. Imunitas aktif didapat ketika pajanan mikroorganisme tertentu memicu respons kekebalan tubuh sehingga tubuh membentuk kekebalan secara mandiri. Imunitas aktif dapat dibagi menjadi dua, imunitas aktif alami dan buatan. Imunitas aktif alami diperoleh dari infeksi alamiah yang menyerang manusia. Hal ini akan menyebabkan tubuh membangun proteksi jangka panjang terhadap infeksi yang sama berikutnya. Imunitas aktif buatan diperoleh dengan memasukkan kuman ke dalam tubuh dalam bentuk vaksin. Vaksin dapat merupakan mikroorganisme hidup, mikroorganisme yang dimatikan, atau toksin (racun) mikroorganisme yang dimodifikasi.Sedangkan vaksinasi diartikan sebagai proses memasukkan vaksin kedalam tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa vaksinasi merupakan bagian dari imunisasi.

Imunisasi pertama kali ditemukan pada awal tahun 1800 oleh Edward Jenner (1749-1823), seorang dokter berkebangsaan Inggris. Pada waktu itu terjadi wabah campak (smallpox) di Inggris dan menelan banyak korban jiwa, terutama anak-anak. Selain menyerang manusia, virus yang mirip ternyata juga menyerang sapi (cowpox). Infeksi virus cowpox hanya menyebabkan gejala ringan pada manusia. Beliau kemudian berinisiatif untuk mengambil cairan  yang berasal dari pustule (benjolan berisi cairan yang merupakan gejala cowpox) sapi yang terjangkit untuk dipaparkan kepada orang sehat. Dari penelitian yang dilakukan beliau, orang tersebut terlindungi lebih baik terhadap campak dibandingkan dengan orang yang tidak dipaparkan cairan tersebut. Hasilnya, wabah campak yang menyerang Inggris saat itu dapat dikendalikan. Mulai saat itu, penelitian mengenai imunisasi berkembang dengan pesat. 

Jika dilihat dari komponennya yang berupa mikroorganisme, baik yang dilemahkan, dimatikan ataupun toksin yang dimodifikasi, sangat mungkin timbul efek samping pada individu yang diberikan vaksin. Ketika mikroorganisme masuk kedalam tubuh, secara alami tubuh akan membentuk substansi (mis: interleukin, TNF - α) untuk melawan mikroorganisme tersebut. Selain berdampak buruk pada mikroorganisme, substansi tersebut juga dapat menimbulkan berbagai efek negatif terhadap tubuh, mulai dari demam, kejang sampai gangguan saraf. Oleh sebab itu, yang menentukan seberapa besar efek samping yang ditimbulkan adalah berapa banyak substansi yang dikeluarkan tubuh untuk melawan mikroorganisme tersebut. Selain itu, pada vaksin juga terdapat bahan tambahan berupa zat kimia (mis: logam aluminium) yang terkadang juga menimbulkan efek samping walaupun sangat jarang. Efek samping yang ditimbulkan berbeda pada setiap orang. Hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai karakteristik respons yang berbeda dengan orang lain tergantung pada banyak faktor, seperti genetik dan lingkungan. Misalnya pada pemberian vaksin dengan jenis dan dosis yang sama, anak “A” bisa saja mengalami demam dan kejang sementara anak “B” tidak. Berdasarkan fakta di lapangan, dampak efek samping yang berat sangat jarang ditemukan.

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) imunisasi yang wajib diberikan kepada anak adalah imunisasi polio, campak, hepatitis, BCG, dan DPT. Patut diperhatikan antara manfaat dan efek samping yang ditimbulkan oleh suatu imunisasi, misalnya pada vaksin DPT (Diphteri, Pertussis, Tetanus). Akibat efek samping yang ditimbulkannya, yaitu berupa kejang, kerusakan otak dan bahkan kematian, penggunaan vaksin ini berkurang drastis pada tahun 1970-an. Kira-kira terdapat 26 anak-anak yang meninggal setiap tahunnya karena penggunaan vaksin DPT. Tetapi, infeksi yang disebabkan oleh bakteri pertusis (batuk rejan), jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkan vaksin DPT. Di negara berkembang, kira-kira 750.000 anak-anak meninggal setiap tahunnya karena pertusis, padahal hal ini bisa dicegah dengan penggunaan vaksin DPT. Oleh sebab itu, keuntungan imunisasi untuk anak-anak lebih besar dibandingkan dengan risiko yang ditimbulkannya, sehingga tidak ada kontraindikasi untuk melakukan imunisasi pada anak yang sehat.

Fakta lainnya adalah suksesnya eradikasi polio yang dicanangkan oleh WHO pada tahun 1998 melalui program Global Polio Eradication Initiative (GPEI). Program ini bertujuan untuk mendukung setiap negara di dunia agar melaksanakan program imunisasi polio bagi setiap anak sampai penyebaran polio berhenti dan dunia menjadi bebas polio. Sejak dilaksanakannya program ini, jumlah kasus polio yang dilaporkan setiap tahun berkurang lebih dari 99%; dari 350.000 pada tahun 1988 menjadi 1.625 kasus pada tahun 2008. Tetapi, tugas WHO belum selesai. Kasus polio masih banyak ditemukan pada empat negara dan beberapa negara yang mengalami kasus infeksi berulang. Pada tahun 2008, keempat negara tersebut, yaitu Nigeria, Afganistan, Pakistan dan India, melaporkan hampir 91% dari seluruh kasus polio baru di dunia (1.488 kasus dari total 1.625 kasus). Tetapi, secara umum program WHO untuk imunisasi polio ini berjalan dengan baik dengan berkurangnya kasus baru sebanyak lebih dari 99% seperti yang telah disebutkan diatas.

Jika dilihat dari perspektif Islam, maka imunisasi hukumnya dapat halal dan dapat juga haram. Penentuan halal atau haramnya sebuah vaksin dapat dilihat dari bahan-bahan yang terkandung dalam vaksin tersebut dan seberapa pentingnya vaksin tersebut terhadap kesehatan dan keselamatan seseorang. Bicara masalah haram atau halal, maka hal ini tidak dapat dilepaskan dari Al-Qur’an dan Sunnah.

” Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah:173).

” Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala...” (QS. Al-Maidah:3).

Berdasarkan firman Allah diatas, maka vaksin hukumnya haram jika mengandung bahan-bahan yang diharamkan, misalnya babi dengan segala derivat atau turunannya (darah, enzim, dan sebagainya). Tetapi, hukum haram ini dapat berubah menjadi halal jika vaksin ini sangat penting untuk keselamatan seseorang dan sampai sekarang belum ditemukan bahan yang halal untuk menggantikannya. Contohnya  pada penggunaan vaksin meningitis (radang selaput otak) untuk jemaah haji. Vaksin meningitis tersebut mengandung enzim porchin yang berasal dari babi. Penggunaan vaksin ini diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi kepada jamaah haji untuk mencegah penyakit meningitis. Penyakit ini dapat mengancam keselamatan jamaah haji dan sampai saat ini belum ditemukan adanya bahan pengganti untuk enzim porchin ini. Oleh sebab itu, Majelis Ulama Indonesia selaku badan yang berwenang untuk mengeluarkan keputusan halal atau haram, memutuskan bahwa penggunaan vaksin meningitis adalah halal dengan syarat-syarat tertentu (mis: pelaksaan haji tersebut adalah yang pertama kalinya). Sedangkan untuk imunisasi pada anak (campak, polio, DPT, BCG, hepatitis), sampai sekarang tidak ada pelabelan haram oleh MUI; dengan kata lain, imunisasi pada anak halal hukumnya.

Berdasarkan berbagai fakta dan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa manfaat imunisasi melebihi efek samping yang ditimbulkannya. Oleh sebab itu, para orang tua tidak perlu khawatir untuk memberikan imunisasi kepada anaknya. Dengan pemberian imunisasi, berbagai penyakit berbahaya dapat dicegah, seperti campak, polio, hepatitis dan tuberkulosis (TBC) dan tentu saja dengan pencegahan ini, maka anak dapat menggapai masa depan yang lebih cerah. Pembangunan paradigma positif terhadap imunisasi jelas perlu  ditekankan kedepannya untuk membentuk generasi muda bangsa yang sehat dan berkualitas. Jadi, kenapa anda harus ragu untuk memberikan imunisasi kepada anak anda?

Jumat, 19 Oktober 2012

Wudhu, Percikan Air Yang Menyehatkan


Pernahkah kita memikirkan mengapa Allah memerintahkan umat Islam untuk berwudhu sebelum mendirikan shalat? Banyak ibadah yang terlihat sederhana dan mudah dilakukan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan jasmani dan rohani termasuk thaharah.

Apabila salah seorang dari kamu dalam keadaan marah, maka berwudhulah. Sesungguhnya marah itu berasal dari api..” (HR. Abu Daud) 



Wudhu dan Kesehatan Jasmani

Secara ilmiah, kita bisa mengungkap rahasia di balik ritual penyucian ini. Hal ini dibuktikan oleh Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan neurolog asal Austria yang menyatakan bahwa wudhu mampu merangsang pusat saraf dalam tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena  keselarasan air wudhu dan titik-titik saraf sehingga kondisi tubuh akan senantiasa sehat.

Dr. Magomedov, asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology menulis dalam sebuah artikel  berjudul “Muslims Rituals and Their Effect on the Person’s Health” mengetengahkan bagaimana wudhu dapat menstimulasi atau merangsang irama tubuh secara alami. Rangsangan itu muncul pada seluruh tubuh, khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik titik aktif biologis. BASes mirip sekali dengan titik – titik refleksologi ala China. Bedanya, untuk menguasai titik – titik refleksi China dengan tuntas dibutuhkan waktu 15-20 tahun untuk mempelajarinya. Bandingkan dengan wudhu yang sangat sederhana !

Membasuh wajah bisa meremajakan sel – sel kulit muka, dan membantu mencegah kulit keriput. Berkumur – kumur dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari sisa makanan sehingga kita mencegah mediasi pertumbuhan kuman.

Istinsyaq berarti menghirupkan air ke lubang hidung. Fungsinya untuk mensucikan selaput lendir hidung yang tercemar udara kotor dan kuman, secara tidak langsung kita mencegah infeks saluran pernafasan atas. Muhammad Salim menganalisisa masalah kesehatan hidung dari orang yang tidak berwudhu dengan yang berwudhu secara teratur. Salim mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati jenis kumannya. Berdasarkan analisisnya, lubang hidung orang yang tidak berwudhu memudar dan berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap. Sedangkan orang-orang yang teratur dalam berwudhu, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.

Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan penyucian kaki yang tak kalah pentingnya untuki mencegah berbagai infeksi kuman.

Mokhtar Salem dalam bukunya “Prayers a Sport for the Body and Soul” menjelaskan bahwa wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat berwudhu), maka bahan kimi tersebut akan larut bersama air. Selain itu, wudhu juga dapat membuat seseorang menjadi tampak lebih muda.

Wudhu dan Kesehatan Rohani

Rasulullah bersabda: “Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudhu mereka.” (HR. Muslim no. 249).

Wudhu mencapai aspek kejiwaan dari aktivitas membasuh sejumlah anggota wudhu. Dengan membasuh muka, wajah akan terlindungi dari dosa yang dilakukan mata. Ketika membasuh tangan, berharap tangan terjaga dari dosa yang belum dilakukan dan dibersihkan dari kekhilafan yang dilakukan di masa lalu. Saat mengusap kepala, berharap agar pikiran mereka terlindungi dari pikiran-pikiran yang tidak syar’i. Ketika membasuh telinga, semoga hal itu dapat menghapuskan dosa yang dilakukan oleh telinga. Dan ketika membasuh kaki, berdoa agar Allah senantiasa membimbing agar tetap berada di jalan yang lurus

Sebagaimana dilansir Journal Scientific American (2010), para ilmuwan mengatakan bhwa mencuci tangan dapat membantu orang dalam meminimalisir rasa takut dan khawatir dari kesalahan yang mereka perbuat sebelumnya. Setidaknya rasa takut dan khawatir itu bisa hilang sementara waktu.

Spike Lee, peneliti dari University of Michigan menunjukkan sisi lain, bahwa mencuci tangan dapat membantu orang merasa lebih baik tentang prilaku tidak etis yang mereka lakukan pada waktu dahulu. Perhatikanlah bagaimana peneliti tersebut menyimpulkan bahwa mencuci tangan dapat membantu orang menyingkirkan kesalahan dan mendorong untuk mengambil keputusan yang positif. Luar biasa bukan !

Merenung sejenak, “Barang siapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya, maka akan keluar kesalahan – kesalahannya dari tubuhnya bersamaan dengan air wudhu, sampai yang menetes melalui ujung kukunya” (HR. Muslim)

Kutipan :
1.      Al Kaheel, Ir. Abdeldaem dalam Majalah Tarbawi edisi 240, 2 Desember 2010.
2.      Ramadhani, Egha Zainur, dr. 2008. Super Health. Jogjakarta : Pro-U Media

Selasa, 16 Oktober 2012

Menikahlah, Anda Akan Lebih Sehat..


“Nikah adalah sunnah ku. Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka dia bukanlah bagian dari ku”.. Sebuah kutipan hadist Rasulullah SAW terhadap larangan bagi pemuda yang menghindari pernikahan. Anda bagaimana ?


Bersyukurlah bagi yang telah menggenapkan diennya. Tentu Anda telah membuktikan bahwa pernikahan akan meningkatkan penghasilan ? Allah telah menjawab kekhawatiran kita, “dan janganlah kamu membunuh anak – anak mu karen takut kemiskinan. Kami lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada mu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar” (QS. Al Isra : 31). 

Dua orang peneliti sosial dari University of Wisconsin telah mempublikasikan hasil penelitian dalam buku “Mengubah Angka Kemiskinan, Mengubah Peta Politik”. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di AS meningkat 2,6 % disebabkan kasus perceraian. Sementara kebalikannya, perempuan yang menikah akan memiliki pendapatan lebih besar dibandingkan perempuan yang belum menikah. Subhanallah..

Nah, bagaimana dengan anggapan bahwa menikah bisa membuat orang hidup lebih sehat dan panjang umur ?  Tampaknya terbukti benar. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menilai manfaat pernikahan bagi kesehatan. Berikut rangkuman dari sebuah kutipan AOL Health dan majalah Tarbawui edisi 264 :

1. Menikah bisa mengurangi stress.
Sebuah penelitian dari University of California menemukan bahwa orang yang menikah akan lebih bahagia dan mampu mengurangi kadar stressnya dibandingkan dengan orang yang tak menikah. Peneliti mengambil sampel air liur partisipan untuk menguji tingkat kortisol (hormon stress), diketahui orang yang menikah memiliki kadar kortisol yang lebih rendah sehingga tingkat stressnya lebih kurang.

2. Menikah bisa mengurangi kemungkinan terkena stroke.
Studi terbaru menunjukkan pernikahan bahagia bisa membantu mencegah stroke fatal pada laki-laki. Didapatkan laki-laki yang tidak menikah memiliki risiko 64% lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan laki-laki menikah.

3. Menikah mengurangi risiko terkena demensia.
Orang setengah baya yang hidup sendiri dua kali lebih mungkin mengalami demensia dan penyakit Alzheimer dibandingkan dengan orang yang menikah. Sedangkan orang yang bercerai pada usia setengah baya akan membuatnya memiliki risiko 3 kali lipat. Hasil ini berdasarkan penelitian yang dipimpin oleh Miia Kivipelto dari Swedish Medical University Karolinska Institutet.

4. Menikah dapat menurunkan tekanan darah.
Berdasarkan penelitian dari Brigham Young University diketahui laki-laki dan perempuan yang menikah akan memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan lajang. Hal ini karena pada umumnya orang-orang tersebut memiliki sistem yang lebih teratur dan tidak terlalu cuek lagi dengan kesehatan dirinya sendiri.

5. Menikah menjauhkan seseorang dari depresi.
Pernikahan umumnya memberikan dukungan sosial dan juga emosional sehingga dapat mengurangi depresi serta kecemasan seseorang. Bahkan sebuah studi menunjukkan orang yang sudah memiliki depresi akan mendapatkan dorongan psikologis dari pernikahannya. Hasil studi ini dilaporkan dalam Journal of Health and Social Behavior.

6. Menikah meningkatkan ketahanan dari penyakit.
Ketegangan hidup berumah tangga memperngaruhi kesempatan bertahan hidup dari kanker, sementara orang yang tidak menikah atau bercerai, kemampuan pertahanannya menurun terhadap kanker. Sejumlah peneliti asal AS ari University of Indiana menganalisa data dari 3,8 juta orang yang terdiagnosa kanker antara tahun 1973-2004. Mereka menemukan bahwa pasangan menikah memiliki kesempatan terbaik selama lima tahun sebesar 63 % melawan kanker.

7. Menikah bisa menjauhkan seseorang dari tindakan berisiko.
Sebelum menikah umumnya seseorang tidak terlalu memperhatikan kondisi tubuhnya dan bertindak sesuka hati. Tapi penelitian menunjukkan pernikahan bisa membuat seseorang lebih sedikit terlibat dalam perilaku berisiko seperti mengkonsumsi alkohol, sering pulang larut malam dan juga tidak merawat diri dengan baik. Hal ini karena ada orang-orang yang harus ia perhatikan selain dirinya sendiri. Selain itu jika ia sudah memiliki anak umumnya akan lebih jauh berperilaku sehat.

Hingga saat ini, bermunculan manfaat pernikahan dari sisi medis. Bisa dikatakan, pernikahan adalah kebutuhan primer dan mendesak bagi manusia. Sedangkan hidup membujang, tidak menikah adalah melawan fitrah. Sebagai mukmin, kita yakin bahwa tanpa kajian dan eksperimen ilmiah sekalipun, ajaran Rasulullah SAW adalah benar. Dan setelah adanya data dan fakta ilmiah, kian menegaskan kebenarannya.

Rabu, 10 Oktober 2012

Mandi Sebelum Subuh, Menyehatkan ?


Sewaktu SMA, saya memiliki sahabat yang hobi mandi sebelum shalat Subuh, ternyata saya baru mengetahuinya ketika duduk di bangku kuliah bahwa mandi sebelum Subuh memiliki manfaat kesehatan. Pernahkah Anda mendengar bahwa kebiasaan tidak makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang dan mandi sebelum subuh merupakan sebuah rahasia panjang umur ? sebuah rutinitas yang begitu memberi makna. Kenapa ?


Menurut penelitian, mandi tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan menjauhkan stress tapi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit, bahkan mampu menyembuhkan masalah medis yang serius. Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa penderita diabetes yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat mampu menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.

Penelitian terpisah juga dilakukan di Jepang yang menunjukkan bahwa 10 menit berendam dalam air hangat mampu memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka menjalani tes olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit. Demikian pula kebiasaan mengguyur sekujur tubuh dengan air dingin, membuat seseorang siapa mengawali hari dengan semangat.

Tidak heran, jika di musim dingin sekali pun, justru masyarakat Jepang memanfaatkan air yang nyaris beku untuk mandi. Caranya ? dengan menceburkan diri. Data penelitian di atas, serta tingginya angka harapan hidup pada masyarakat Jepang, jelas member kesan tersendiri. Bagaimana efek mandi sehingga bisa bermanfaat ?

Ada pilihan suhu yang bisa digunakan : dingin hingga hangat. Jika stress menerpa, mandi air dingin lebih tepat, pada suhu 12 – 18 C. Mandi air dingin sangat baik meredakan ketegangan dan dapat meningkatkan gula darah. Alasan serupa menjadi jawaban kenapa mandi sebelum Subuh (atau dalam rentang berhawa dingin) menyegarkan, menjadi rahasia yang menakjubkan. Karena tanpa stress, hidup akan jauh lebih bermakna.

Sebaliknya, mandi air hangat sekitar 32 – 35 C membuka pori – pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin (racun). Mandi air hangat juga dapat membantu menurunkan gula darah, menyembuhkan sakit otot, dan membantu menjaga usus besar bekerja dengan baik. Mandi seperti ini dipilih setelah selesai beraktivitas pada sore hari, mengingat banyaknya zat racun yang telah terserap seharian. 

Efek mana yang diperlukan tubuh, itu yang menjadi dasar mandi dengan air dingin atau air hangat. Yang jelas, jangan sampai tidak mandi sama sekali ^^. Abu Huraira r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Haq atas setiap Muslim adalah mandi (paling sedikit sekali) dalam tujuh hari dan membersihkan kepala dan badannya”, (HR Bukhari dan Muslim)

Mau coba mandi sebelum Subuh ?  

Rasakan sensasi kesegaran dan manfaatnya..

Shalat Dhuha, Tidak Sekedar Rehat

Rasulullah SAW bersabda: “Shalat Dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim) 


Peregangan sungguh mutlak diperlukan, untuk kesiapan kita menyongsong hari penuh tantangan. Dan, Rasulullah Saw. menyinggungnya dengan ungkapan santun: “hak dari setiap persendian.” Semuanya cukup dengan dua rakaat dhuha. Shalat memang memiliki kombinasi unik dari tiap gerakannya bagi tubuh. Hanya saja, waktu Dhuha yang memang unik ; waktu ketika tubuh memerlukan energi namun juga harus bersiap menghadang stress yang menerpa. 

“Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka, yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari Shalat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy  menyatakan gerakan teratur dari shalat menguatkan otot beserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap system kardiovaskular. Itulah peregangan dan persiapan untuk menghadapi tantangan, tapi bedanya dengan olah raga biasa adalah pahalanya luar biasa! 

Terlebih lagi shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat.

Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorphin. Zat ini sejenis morfin,termasuk opiate. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol. 
 
Rehat sejenak yuk, bersedekah dengan dhuha.. !! Sehat berpahala..