Senin, 28 Januari 2013

Demam, Jangan Panik !

Banyak orang yang masih beranggapan bahwa demam merupakan penyakit. Tak mengherankan jikalau orang tua merasa khawatir dan langsung memberikan obat penurun panas setiap kali suhu tubuh anaknya meningkat atau langsung membawanya berobat ke dokter. Perlu dipahami, bahwa demam merupakan gejala yang muncul untuk menginformasikan bahwa ada sesuatu yang “tidak beres” di dalam tubuh. Pada umumnya, demam pada anak disebabkan oleh batuk, pilek, radang tenggorokan, diare, infeksi telinga tengah, serta penyakit akibat infeksi bakteri, virus atau kuman lainnya. Selain itu, demam bisa disebabkan oleh dehidrasi (kekurangan cairan), kelainan darah, atau ketika berada di tempat yang bersuhu panas.




Demam merupakan respon tubuh terhadap kuman, bakteri, atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Ketika kuman, bakteri, atau virus masuk ke tubuh, sel-sel darah putih dalam tubuh memproduksi hormon interleukin yang kemudian berjalan ke otak untuk memberi perintah kepada hypothalamus (pusat pengatur suhu di otak) agar menaikkan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena dengan suhu tubuh yang tinggi, sistem pertahanan tubuh akan meningkat dan lebih mampu memerangi infeksi. Demam juga bermanfaat karena dapat menurunkan kadar zat besi dalam tubuh, padahal kuman membutuhkan zat besi untuk hidup dan berkembang. Mekanisme ini dapat melemahkan kuman penyebab infeksi.
Demam yang terjadi pada bayi dan anak kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus yang bisa sembuh sendiri. Sehingga biasanya obat penurun panas tidak diperlukan, kecuali jika suhu tubuhnya terus meningkat. Obat penurun panas diperlukan ketika suhu tubuh memang sudah mencapai 38,5°C atau lebih. Orangtua tidak perlu khawatir ketika anak mengalami demam tapi masih aktif, lincah, dan tetap doyan makan. Adakalanya tubuh mampu mengatasi, sehingga demam bisa turun dengan sendirinya tanpa penggunaan obat sama sekali.
Ketika orangtua memberikan obat penurun panas, waktu pemberian perlu diperhatikan. Obat penurun panas seperti parasetamol, diberikan selang waktu 6 jam. Jika sangat terpaksa, boleh diberikan setiap 4 jam. Seringkali, orangtua yang tidak faham, langsung memberikan parasetamol dalam selang 2 jam ketika suhu badan anak tidak turun. Padahal, selama penyebab demamnya belum teratasi, demam akan muncul lagi begitu efek obat penurun panasnya hilang. Biasanya, parasetamol berefek 30 menit setelah pemberian sampai 2 jam kemudian.
Banyak hal yang bisa kita lakukan ketika anak mengalami demam. Tindakan sederhana ini bisa dilakukan di rumah dan insya Allah bermanfaat dalam menangani demam pada anak :
  • Ukur suhu tubuh anak menggunakan termometer setiap 4 jam sekali. Pengukuran bisa dilakukan di ketiak, mulut, telinga, atau dubur. Jangan hanya mengandalkan rabaan telapak tangan pada permukaan tubuh anak, karena bisa jadi teraba hangat tapi sebenarnya suhu tubuh anak sudah sangat tinggi.
  • Hindarkan anak dari pakaian tebal, jaket, atau selimut, karena justru akan mempersulit hilangnya panas dari tubuh anak kita. Ganti pakaian anak dengan pakaian yang tipis, longgar, dan nyaman dipakai.
  • Berikan anak lebih banyak cairan (air minum, jus buah, kuah sayur), supaya tidak terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan. Pada bayi atau anak yang masih menyusu, berikan ASI sesering mungkin.
  • Usahakan agar anak mau makan. Suapi anak dengan makanan yang dia sukai dan tentunya pilih yang mudah dicerna.
  • Beri kesempatan anak untuk beristirahat dengan tenang. Istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk memulihkan kondisi tubuhnya yang lemah.
  • Jika suhu tubuh anak sangat panas, kompres dengan air hangat pada bagian kening, ketiak leher, dan lipatan paha. Hindarkan mengompres dengan air dingin, hal ini akan menyebabkan tubuh makin menggigil untuk menaikkan suhunya karena mengira suhu di luar tubuhnya lebih dingin. Jika kondisi anak masih memungkinkan (tidak dalam kondisi yang sangat lemah), bisa juga dengan merendam anak pada ember atau bak yang sudah diisi dengan air hangat.
  • Waspadai terjadinya kejang, apalagi jika sebelumnya anak pernah kejang ketika demam. Segera turunkan demam anak, jangan sampai peningkatan suhu tubuh tersebut memicu terjadinya kejang. Namun orangtua tidak perlu khawatir berlebihan, mengingat kejadian demam yang sampai menyebabkan kejang sangat jarang.
  • Berikan obat penurun panas jika suhu tubuh anak mencapai 38,5°C atau lebih, dan anak kelihatan rewel atau tidak nyaman. Untuk itu, perlu kiranya orangtua mempunyai persediaan obat penurun panas di kotak obat. Pemberian obat penurun panas harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter. Dosis obat pada anak lebih tepat jika dihitung dengan berpatokan pada berat badan (bukan usia). Oleh karena itu, tanyakan dosis obat pada dokter atau apoteker sebelum meminumkannya pada anak.
Semoga penjelasan tentang demam ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita dalam menjaga kesehatan keluarga. Tetap tenang dan jangan panik.