Kamis, 28 April 2011

Jangan Menghembuskan Nafas ke Minuman Anda !

Makan dan minum merupakan sarana untuk menjaga kesehatan badan. Makan dan minum seorang muslim bukanlah dimaksudkan sebagai aktifitas untuk memuaskan nafsu, menghilangkang lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat, “Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“

Seorang muslim hendaklah memperhatikan adab dalam makan dan minumnya agar bernilai ibadah. Di antara adabnya, tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada al hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabi SAW bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi SAW melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."

Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.

Hikmah nya?

Seringkali kita berfikir bahwa dalam menyikapi tuntunan Islam hanya sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat), tanpa harus terlebih dahulu mengetahui hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin al-Khathab sesudah mencium hajar Aswad, "Sesungguhnya aku tahu engkau hanya seonggok batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa mendatangkan manfaat. Kalau seandainya aku tidak melihat Nabi SAW menciummu, pasti aku tidak akan menciummu." (HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)

Percayalah, bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pastilah menjadi muadharat. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syariat, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur'an dan Sunnah sudah mencukupi.

Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas karena struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan. Sebagaimana yang diketahui, bahwa air memiliki nama ilmiah H20. Berarti, di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan 1 atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam 1 atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Zat asam inilah yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh kita.

Senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan.

Dari sini juga semakin jelas hikmah dari larangan Rasulullah SAW agar ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalamnya. Hal ini karena ketika kita minum dalam porsi segelas sekaligus, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti dijelaskan di atas.

Madu, Si Manis Penyembuh Luka

Madu merupakan makanan manis yang dihasilkan oleh serangga terutama lebah yang berasal dari nectar, cairan kaya akan zat gula yang dihasilkan oleh bagian bunga dari tumbuhan. Sejak akhir 1990an mulai banyak dilakuakan penelitian yang mengajukan madu untuk diapresiasikan sebagai salah satu cara di dunia kesehatan, baik untuk nutrisi, penyakit termasuk luka. Salah satunya dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Unit Penelitian Madu Waikato, Universitas Waikato Sealandia Baru. Mereka menggunakan madu sebagai terapi pada luka. Hasilnya, madu dinyatakan lebih manjur dibandingkan antibiotik dan bebas efek samping.

Peter C. Molan, Ph. D., Profesor Biokimia menceritakan seorang wanita berkebangsaan Inggris yang menderita luka selama beberapa tahun. Luka terjadi akibat infeksi bakteri yang melawan antibiotik dan menyebabkan luka mengeluarkan nanah. Pada Agustus 1999, wanita ini membaca artikel tentang penyembuhan luka menggunakan madu. Lalu dia pun meminta dokternya untuk menggunakan madu sebagai obat untuk lukanya. Sebulan setelah terapi madu, lukanya dinyatakan sembuh total. Subhanallah

Penelitian ini sekali lagi menegaskan khasiat madu yang sudah dikenal selama berabad-abad lampau. Orang-orang Mesir dan Yunani Kuno, hingga akhir abad ke 20 sudah menggunakan madu sebagai obat berbagai macam luka yang disebabkan bakteri dan juga untuk perawatan luka. Sayangnya, penemuan penisilin dan antibiotik lainnya di abad 20 menurunkan penggunaan madu.

Kini madu mulai mendapatkan lagi tempatnya. Para peneliti Australia telah berhasil meyingkap sebuah kemungkinan tentang penjelasan kemanjuran antimikrobial dari madu. Dr. Shona Blair dari Sydney Medical School, University of Sidney telah menemukan bahwa penggunaan madu cair pada sebuah luka berair memicu produksi peroksida hidrogen, zat yang terkenal sebagai anti-bakteri.

Inilah sebuah penelitian yang menguak bukti kebenaran firman Allah dalam Al-Quran. “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan manusia. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda bagi orang yang memikirkan”. (QS. An-Nahl : 68-69).

Hipnotis, Terapi Terpercaya

Hipnotis didefinisikan sebagai kondisi dimana fungsi analisis logika pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (subconscieous atau unconscious). Pikiran bawah sadar dipercaya menyimpan beragam potensi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup. Sayangnya, karena maraknya pemberitaan kasus criminal dengan latar belakang hipnotis, maka hipnotis memiliki reputasi yang kurang baik di masyarakat. Padahal, hipnotis sudah diakui secara ilmiah dapat digunakan untuk tujuan terapeutik atau yang disebut dengan hipnoterapi.

Hipnoterapi sendiri merupakan fenomena ilmiah yang memiliki penelitian berbasi bukti (evidence based) dan pengaturan etik. Di banyak negara bahkan sudah terdapat berbagai institusi professional yang aktif dalam edukasi dan aplikasi hipnoterapi, misalnya American Society of Clinical Hypnosis dan Perhimpunan Hipnoterapi Medis Indonesia. Efek terapeutik dari hipnotis pun telah mendapatkan pengakuan dari British Medical Associtation (BMA), American Medical Associtaion (AMA), serta berbagai lembaga Australia dan India.

Terapi non konvensional ini telah banyak digunakan untuk membantu menghilangkan kecanduan rokok dan narkotika, menghilangkan stress, serta mengatasi trauma masa lalu dan fobia. Di dunia medis, hipnoterapi juga telah terbukti bermanfaat sebagai metode analgesia, membantu pemulihan pasien pasca operasi, dan mengatasi psikosomatik. Calvert dkk dalam penelitiannya di jurnal Gastroenterology membuktikan keunggulan hipnoterapi dibanding penanganan suportif dan pengobatan lainnya pada kasus dyspepsia fungsional. Kelompok yang mendapat perlakuan hipnoterapi mengalami keluhan jangka pendek dan jangka panjang lebih sedikit, serta peningkatan kualitas hidup. Selain itu, jumlah kebutuhan kunjungan ke doktera juga menurun (1 kalioi pada kelompok hippnoterapi dibanding 4 kali pada kelompok pengobatan lainnya dengan p < 0,001). Dengan demikian, selain bermanfaat secara medis, hipnoterapi juga dapat menurunkan beban ekonomi pasien.

Selama puluhan tahun, telah dilakukan berbagai penelitian yang berusaha menemukan hubungan hipnoterapi dengan fisiologi tubuh manusia. Secara umum, dinyatakan bahwa mekanisme kerja hipnoterapi berkaitan dengan aktivitas otak yang ditunjukkan dengan alat bantu elektroensefalografi (EEG). Terlihat bahwa aktivitas pikiran bahwa sadar berkaitan dengan gelombang teta yang juga berasosiasi dengan peningkatan kreativitas, pengalaman emosional, perubahan sikap, peningkatan memori, pembelajaran dan kondisi meditative. Penemuan tentang gelombang teta dan modifikasi perilaku dipakai sebagai dasar pengobatan kecanduan rokok dan narkoba.

Saat ini terdapat beberapa macam teknik hipnoterapi, empat diantaranya adalah terapi suportif (dengan penguatan ego atau ego strengthening), sugesti langsung, substitusi gejala dan hipoanalisis. Terapi suportif menghasilkan sugesti untuk peningkatan citra diri yang positif dan sugesti ini juga dapat diberikan pasca sesi hipnotis dengan kaset rekaman yang bisa diputar sendiri. Sugesti langsung sering digunakan untuk mengatasi nyeri, insomnia, kegelisahan pasien, serta memodifikasi kebiasaan buruk dan respon fisiologis yang tidak dikehendaki seperti urtikaria. Substitusi gejala bermaksud menukar kebiasaan negatif dengan yang lebih konstruktif, sedangkan hipoanalisis bersifat lebih kompleks dan holistic. Hipoanalisis dapat menolong pasien dengan gejala psikosomatis kronis yang tidak responsive terhadap penekanan yang lebih sederhana.

Pada akhirnya, hipnoterapi bukanlah suatu pemaksaan atau pengelabuan pasien karena modalitas ini justru bertujuan mengarahkan pasien pada perubahan sikap dan motivasi yang positif. Hipnoterapi juga dilengkapi konsultasi dan informed consent disertai penjelasan yang memadai. Selain itu, induksi hipnotis pada pasien dilakukan dengan metode dan teknik yang spesifik berdasarkan interpretasi hasi tes dan analisis masalah pasien. Pasien juga tidak perlu cemas akan bergantung pada hipnoterapisnya karena pasien akan diajarkan untuk dapat menghipnosi dirinya sendiri.

Kamis, 14 April 2011

Tidur, Bukan Aktivitas Biasa

..dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya (QS. Al-Qashash : 73)”

Setiap kita pasti mengenal dan lekat dengan aktivitas tidur, tapi tidak semua yang memahami manfaatnya. Tidur menurut Kaplan dan Sadock merupakan keadaan organism yang teratur, berulang dan mudah dibalikkan yang ditandai oleh relative tidak bergerak dan peningkatan besar ambang respon terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan terjaga.

Sebenarnya, sungguh luar biasa mekanisme tidur yang kita alami, tapi cenderung kita tidak menyadari karena menganggap tidur sebagai aktivitas terakhir penghilang lelah. Namun kadang, kita juga pernah merasakan begitu lelah setelah bangun tidur. Apakah yang terjadi ?

Jauh sebelum penelitian tentang tidur, Nabi Muhammad SAW telah memberikan tata cara tidur yang rinci pada umatnya. Mulai dari hal apa saja yang sebaiknya dilakukan sebelum tidur, posisi dan kapan waktu tidur yang efekti hingga berapa lama tidur yang dianjurkan.

Menurut penelitian, orang yang beraktivitas dengan otak memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dibandingkan orang yang beraktivitas dengan fisik. Tidur mempengaruhi metabolism tubuh dan merangsang proses penyerapan. Makan tak heran kalau tidur terlalu lama dapat menyebabkan tubuh bertambah lesu karena tubuh kita melakukan penyerapan / penarikan zat limbah hasil metabolism lagi. Karena itu diperlukan pola tidur yang teratur sehingga tubuh bisa mengetahui kapan waktunya tidur, dan kapan waktunya untuk bangun.

Rasulullah telah memberikan contoh terbaik dengan tidur tidak terlalu malam, lalu bangun beberapa saat setelah lewat tengah malam untuk melakukan shalat tahajud, kemudian esok hari ketika menjelahng tengah hari beliau tidur sejenak. “Bahwasanya Rasulullah SAW membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang – bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya (HR. Bukhari – Muslim)”

Selain waktu tidur di malam hari. Rasulullah SAW juga telah menganjurkan untuk tidur sejenak di siang hari. Tengah hari adalah masa paling sesuai untuk tidur sekejap Karen system dalam tubuh manusia secara biologis efektif dalam memanfaatkan fase rehat atau tidur pada waktu itu. Fase ini disebut sebagai midafternoon quiescent phase atau secondary sleep gate. Beberapa tokoh barat seperti William A.Anthony dan Camille W.Anthony (pengarang buku The Art of Napping at Work) juga menggalakkan tidur pada tengah hari. Penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa orang yang tidur 30 menit di siang hari mempunyai resiko penyakit jantung 30% yang lebih rendah dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan seperti itu.

Kemudian, utnuk tata cara sebelum dan saat tidur juga telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana salah satu hadistnya : “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu (HR. Bukhari – Muslim)”.

Posisi tidur juga berpengaruh pada kesehaatan. Tidur berbaring dengan posisi telentang kurang sehat karena menyebabkan tulang punggung tertekan. Tidur tengkurap atau menelungkup tidak baik untuk pernapasan. Tidur dengan bertumpu pada sisi kiri akan mengurangi kinerja jantung sehingga sirkulasi darah terganggu. Dengan berkurangnya pasokan darah ke otak, tidur pada posisi kiri dapat pula mengakibatkan kita sering mengalami mimpi buruk (nightmares) da berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme). Posisi tidur terbaik menurut riset ilmiah adalah dengan bertumpu di sisi kanan (menghadap ke kanan), sesuai anjuran Rasulullah SAW.

Sebelum tidur, dianjurkan untuk berwudhu untuk membersihkan diri sekaligus memberikan efek relaksasi. Karena dari hasil penelitian, beberapa tempat yang dilalui air wudhu merupakan drastic spot yang bermanfaat sebagai Hydroterapi.

Mudah – mudahan kita bisa mendapatkan tidur yang berkualitas sehingga mendapatkan manfaatnya dan memberi semangat dalam menjalani hidup sehari – hari.
*disarikan dari tulisan Priska Natalia S.Ked dalam buku yang diterbitkan Pusat Kajian Kedokteran Islam FK UNAND Padang.

Rabu, 13 April 2011

Kurma, Nikmat Menyehatkan

Kurma, makanan pelengkap saat hidangan buka puasa. Kurma mendapat tempat istimewa dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkannya pada 20 tempat berbeda dengan memakai lafaz pohon kurma dengan menggunakan kata ; an-Nakhl, an-Nakhiil dan an-Nakhlah.


Keajaiban buah kurma

Dari Anas r.a., beliau berkata, "Rasulullah SAW. berbuka puasa sebelum shalat dengan memakan kurma segar, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, dan kalau tidak ada beliau meminum beberapa teguk air." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Hal ini karena kurma mengandung semua unsur makanan pokok yang dibutuhkan tubuh, yaitu gula, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Nabi SAW dalam beberapa hadits, menganjurkan untuk mengkonsumsi tujuh buah kurma. Dan ternyata, tujuh buah kurma ini bila ditimbang ada sekitar 100 gram yang mengandung:

1. Gula = 75,00 gram
2. Serat selulosa = 4,00 gram
3. Air = 22,50 gram
4. Protein = 2,50 gram
5. Lemak = 2,50 gram,
6. Vitamin A = 60 IU, Vitamin B-1 = 0,08 mg,Vitamin B-2 = 0,05 mg
7. Mineral.

Kurma mengandung asam mineralyang merupakan unsur terpenting sebagai makanan bagi tubuh, berupa:Potasium 79 mg, tembaga 21 mg, belerang 65 mg, besi 5 mg, magnesium 65 mg, mangan 2 mg, kalsium 65 mg, dan fosfor sekitar 72 gram.

Pada pertengahan kedua abad ke-20, para ahli mengungkapkan adanya asam amino yang lain pada kurma. Dan yang terpenting dalam asam ini adalah glutathione sebagai antioksidan. Ternyata, bagi 100 gram (7 kurma) dapat memberikan lebih dari 350 energi. Jadi, nilai gizi kurma hampir sempurna.


Tinjauan Medis dan Pengobatan
1. Dalam kurma, ditemukan beberapa bahan kimia yang memengaruhi horman oksitosik, yaitu hormon yang bercampur di dalam peranakan wanita, sehingga dapat membantu percepatan kelahiran, serta dapat mengurangi resiko pendarahan setelah melahirkan. Hormon lain dalam kurma adalah hormon untuk menghambat aktivitas hormon kelenjar gondok (glandula thyreoidea). Bahan yang lain, yaitu hormon pembangkit kelenjar susu, sehingga dapat memperlancar ASI (Air Susu Ibu).

2. Serat selulosa berguna untuk membangkitkan kerja usus, sebagai obat mujarab untuk penyembuhan yang disebabkan kurang makan. Serat ini tidak dapat dicerna oleh alat pencernaan kita, sehingga dapat menjaga tubuh supaya terhindar dari kekurangan makanan dalam perut.

3. Vitamin A diperlukan untuk pemeliharaan epitel selaput lendir, ketajaman penglihatan mata, dan pencegahan terjadinya infeksi. Oleh karena ini lah orang-orang gurun selalu mengkonsumsi kurma untuk memperkuat pendengaran dan memfokuskan penglihatan.Manfaat lainnya dari vitamin A banyak sekali. Aktivitas kehidupan di dalam tubuh kebanyakan bertumpu pada vitamin-vitamin tersebut. Vitamin bukan lah bahan penguat tubuh, tapi vitamin diperlukan untuk menyempurnakan aktivitas kelenjar getah bening dalam tubuh dengan cara yang lebih baik.

4. Fosfor bersama kalsium diperlukan untuk membentuk tulang dan kesehatan gigi. Fosfor berguna untuk membangun aktivitas kelenjar dan mengembalikan fungsi kelenjar tubuh. Fosfor juga berperan penting sebagai nutrisi otak, sehingga bila dikonsumsi teratur, dalam jangka panjang berefek mencerdaskan otak.

5. Magnesium penting sekali bagi aktivitas kehidupan di dalam tubuh, serta untuk menjaga diri dari penyakit
.
6. Besi sangat penting untuk aktivitas pembentukan hemoglobin dan zat darah merah dalam sumsum tulang. Oleh karena itu, ia diperlukan untuk melindungi manusia dari kekurangan darah.

7. Seng, diperlukan untuk mengobati penyakit sensitivitas tubuh.

8. Kurma kering mengandung aspirin (acetylsalicylic acid) alami yang dapat mengurangi rasa sakit (analgesic).

9. Kalium (potassium) signifikan untuk mengatasi kelelahan, membuat organ jantung bekerja lebih optimal, mengaktifkan kontraksi otot, dan berperan dalam pengaturan tekanan darah.

*mencicipi buah khas Timur Tengah ini, menikmati rasanya, merasakan manfaatnya.. ^^

Selasa, 12 April 2011

The Healing Words

Dunia pengobatan sedang berjalan kepada asalnya, yakni pengobatan yang holistik, yang menyembuhkan manusia sebagai insan yang utuh, tidak terbelah-belah. Manusia modern yang terpecah antara jasad material dengan ruhani yang spiritual akhirnya menemukan momentum untuk menyatukan kedua sisi ini, setelah berabad penjarakan yang menyiksa. Pun dunia kedokteran, harus mulai membuat dunianya lebih utuh, memandang manusia bukan lagi seonggok jasad wadag dengan instrumen organ, jaringan dan sel yang hidup karena aktifitas kelistrikan yang fisikal, enzim dan hormon yang kimiawi semata. Lihatlah lebih utuh, bahwa manusia adalah sesuatu yang hebat yang dikaruniai Allah jasad, ruh dan akal.

Salah satu kecenderungan baik ini saya lihat dalam tulisan Larry Dossey,MD seorang dokter Amerika yang sedang mengembangkan perspektif kedokteran yang lebih luas dari sekedar kamar operasi dan kapsul farmasi. Seperti pada umumnya dokter yang mengenyam pendidikan kedokteran sekuler, pada awalnya ia menganggap bahwa doa tak ubahnya tahayul. namun setelah berpuluh tahun praktik dan meneliti, ia tiba pada sebuah kesimpulan yang mengubah pandangannya itu, bahwa secara ilmiah doa memiliki kekuatan menyembuhkan. Ia kemudian menulis buku yang terkenal itu: "The Healing Words" (Kata-kata yang Menyembuhkan) yang pada kata pengantarnya ia katakan bahwa dengan memasukkan seni penyembuhan yang memperhatikan segi spiritual ke dalam dunia kedokteran, buku ini akan membuka jalan menuju suatu ilmu kedokteran yang lebih efektif dan manusiawi.

Boleh saja kalangan dokter yang lain meremehkan statemen ini, dengan berpendapat bahwa penelitian -penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan manfaat doa itu metodologinya payah, rancangan dan pengamatannya jelek sehingga hasilnya pun ecek-ecek. Tapi coba simak dulu fakta ini: Hingga tahun 1993 para peneliti telah melakukan studi terkontrol sebanyak 131 bahkan dengan rancangan penelitian terakurat: Double Blind Randomized Control Trial. Lima puluh enam kajian ini memperlihatkan hasil-hasil yang signifikan secara statistik pada p<0,01>, sedangkan 21 studi memperlihatkan signifikansi p<0,05. Percobaan ini terkait dengan pengaruh doa terhadap enzim, ragi, bakteri, tumbuhan dan hewan serta manusia. Apabila masih dipertanyakan kualitasnya, maka harap dicatat: 10 di antaranya adalah disertasi doktoral, 2 tesis magister dan sisanya terpublikasi dalam berbagai jurnal kedokteran ternama.

Masaru Emoto dalam bukunya The True Power of Water membuktikan sekali lagi secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan betapa kata-kata yang baik mampu merubah bentuk molekul air yang semula berantakan menjadi kristal hexagonal yang indah, dan sebaliknya kata-kata negatif membuat bentuk yang buruk. Secara hipotetik sangat mungkin tubuh manusia yang antara 80 - 90 % nya adalah air memilki respon terhadap kata-kata. Dan kita sangat berhak untuk membuktikannya.

Agaknya para dokter harus membuka mata dan memberikan ruang bagi doa untuk menyembuhkan pasiennya. Jadi, tak usah segan untuk mendoakan pasien dan yang lebih penting adalah memotivasi pasien untuk mengerahkan kekayaan penyembuhan yang telah ia miliki, ialah do'a.

Berilah senyum dan kata-kata yang menyembuhkan. Sebuah wajah dari wujud cinta. Wallahu a'lam.

* disadur dari tulisan dr.Hasto Harsono (Pakar Hipnoterapi)

Hidup Sehat dengan Beriman

Menurut penelitian David B Larson dan tim dari the American National Health Research Center ada perbandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok.

Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran, dilaporkan bahwa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih besar menderita penyakit usus-lambung dari pada mereka yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernapasan 66% lebih tinggi daripada mereka yang beragama.

Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa sebagai "dampak kejiwaan". Ini berarti bahwa keyakinan agama meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik pada kesehatan. Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut diperiksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat daripada pengaruh kejiwaan apa pun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr. Herbert Benson dari Fakultas Kedokteran Harvard telah menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walaupun bukan seorang yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan keimanan kepada Allah SWT memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia dari pada keimanan kepada apa pun yang lain. Benson menyatakan, dia telah menyimpulkan bahwa tidak ada keimanan yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagaimana keimanan kepada Allah SWT.
Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga manusia ini? Kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah dikendalikan untuk percaya kepada Allah.

Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima, adalah sebuah rahasia yang dinyatakan dalam Al Qur'an dengan kalimat ini "...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani adalah karena mereka berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Filsafat dan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.

Kedokteran modern sekarang sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata Patrick Glynn: "Penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih dari 24 tahun silam telah menunjukkan bahwa, keyakinan agama adalah satu di antara sejumlah kaitan paling serasi dari keseluruhan kesehatan jiwa dan kebahagiaan."

Agaknya ini cukup menjadi dasar yang kuat bagi kalangan medis untuk melibatkan unsur spiritual dalam berbagai terapi yang ia lakukan. Setuju ?