Kamis, 28 Juni 2012

Parfum, Terapi Wewangian Yang Menyehatkan


Pernahkah Anda mendengar istilah “aromatherapy” ? Ternyata penggunaan parfum merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam kebudayaan Islam, penggunaan parfum telah dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, yakni abad ke 6 M. Industri parfum saat itu sangat berkembang pesat karena Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk menggunakan parfum ketika akan shalat jum’at. 


Dalam hadistnya, Rasulullah SAW bersabda : “Mandi, memotong kuku, mencabut bulu-bulu yang tidak perlu, memakai siwak, mengusap wewangian (parfum) sebisanya pada hari Jum;at dianjurkan bagi laki – laki yang telah baligh”. Seruan ini mendorong para ilmuwan Islam untuk mengembangkan dan memproduksi parfum dalam jumlah besar.

Beruntunglah bagi Anda yang suka menggunakan parfum, selain beribadah ternyata pemakaian wewangian ini juga memiliki efek baik bagi kesehatan. Mengenai aromaterapi, Rasulullah SAW sudah menggunakannya, “Barang siapa ditawari wewangian, janganlah menolaknya, karena wewangian itu semerbakk baunya namun ringan dibawa kemana-mana.. (HR.Muslim)”.

Aroma wangi membuat efek kesehatan dan hidup lebih bergairah sekaligus melancarkan saluran pernafasan dan efektif meredakan berbagai hal yang mencetuskan batuk. Sedangkan bau busuk merupakan pertanda lingkungan tidak sehat, penuh kuman yang mengganggu pernafasan, maka wajar ketika kita masuk ke ruangan yang berbau busuk dengan spontan menutup hidung, kadang sampai sesak nafas dan terbatuk-batuk.

Tahukah Anda, hidung manusia memiliki kemampuan mengenali atau mencium jutaan jenis bebauan baik wangi maupun tak sedap di sekitarnya. Setiap insane dibekali sedikitnya seribu reseptor bau yang berasal dari sel yang menangkap aroma yang ditemukannya, sekaligus mampu melakukan pencampuran atau pencocokkan (mix and match).

Reseptor merupakan bagian dari syaraf yang berperan sebagai penerima rangsangan, sekaligus sebagai pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Impuls sensoris inilah yang dikirimkan ke system syaraf pusat di otak. Stimulasi pada suatu reseptor merupakan informasi mengenai terjadinya perubahan dari lingkungan eksternal (luar) dan internal (dalam) tubuh terhadap sistem syaraf pusat. Selanjutnya, sistem syaraf pusat akan mengolahnya dan memberikan jawaban berupa pengaturan yang sesuai, sehingga kelestarian hidup tetap terjamin dan terpelihara kelangsungannya. 

Sementara itu ulama kedokteran Islam terkemuka Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa bau wangi adalah makanan ruh yang menjadi pusat stamina. Untuk itu stamina juga meningkat melalui wewangian, karena bau wangi dapat membersihkan otak dan jantung serta organ tubuh lainnya. Memakai parfum, menjadi ibadah, menjadi sehat.. J

*disadur dengan pengubahan seperlunya dari bulletin Dawa’ edisi no.7/tahun ke XII/Desember 2011 yang diterbitkan oleh FSKI FK UNAND Padang

Tinjauan Kesehatan : Hari Gini Masih Pacaran ?


Sobat pembaca, tentunya mengetahui apa yang namanya pacaran ? hari Valentine ? mengingat banyaknya budaya berpacaran yang menjadi tren khususnya anak remaja atau dewasa muda. Terkadang acapkali mendiskreditkan orang yang belum berpacaran. Lho ?

Tahukah Anda, bahwa Islam telah mengatur hubungan antara laki – laki dan wanita, antara mahram dan bukan mahram. Allah telah berfirman dalam surat Annisa : 23 yang menjelaskan bahwa mahram seorang laki – laki (atau wanita yang tidak boleh dikawin oleh laki – laki) adalah ibu (termasuk nenek), saudara perempuan (baik sekandung ataupun sebapak), bibi (dari bapak ataupun ibu), keponakan (dari saudara sekandung atau sebapak), anak perempuan (baik itu asli ataupun tiri dan termasuk cucu di dalamnya), ibu susu, saudara sesusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Maka yang termasuk golongan bukan mahram adalah sepupu, istri paman, dan semua wanita yang tidak termasuk di dalam ayat di atas.

Kita telah mengetahui dengan jelas, bahwa seorang laki – laki diperbolehkan berkhalwat (berdua-duaan) dengan mahramnya, demikian pula dibolehkan untuk tidak berhijab (tanpa jilbab). Sedangkan untuk yang bukan mahram, sebaliknya. Allah dengan tegas berfirman : “katakanlah kepada orang – orang mukmin laki – laki : hendaklah mereka itu menundukkan sebagian pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan katakanlah kepada orang – orang mukmin perempuan : hendaknya mereka itu menundukkan sebahagian pandangannya dan menjaga kemaluannya”.

Pacaran dipandang dari segi kesehatan

Sobat Pembaca, peneliti dari Universitas Valencia menjelaskan berkhalwat dengan wanita yang disukai akan menaikkan sekresi hormone kortisol, hormone ini yang mengatur stress pada tubuh manusia. “cukuplah Anda duduk lima menit dengan seorang wanita, Anda akan memiliki proposi tinggi dalam peningkatan hormone tersebut”, jelasnya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa hormone kortisol sangat penting dan berguna bagi tubuh dalam proporsi yang rendah. Jika terjadi peningkatan di dalam tubuh secara berulang, proses tersebut dapat menimbulkan penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, berefek pada penderita diabetes dan meningkatkan nafsu seksual.

Stress yang tinggi hanya terjadi ketika seseorang laki-laki berkhalwat dengan wanita asing (bukan mahram) dan stress tersebut akan terus meningkat pada saaat wanitanya memiliki daya tarik yang lebih besar. Tentu saja, ketika seorang pria bersama dengan wanita yang merupakan saudaranya sendiri, saudara dekat, atau ibu nya sendiri tidak akan terjadi efek peningkatan hormone kortisol ini. Begitu juga jika pria duduk dengan pria asing, hormone ini tidak akan mengalami peningkatan. Uniknya, hormone ini hanya naik jika duduk berduaan dengan wanita atau pria asing (bukan mahram). Maka jika hal ini terjadi berulang, dapat memperburuk keadaaan dari waktu ke waktu untuk penyakit kronis atau masalah psikologis seperti depresi.

Sobat pembaca, Rasulullah SAW bersabda : “tidaklah ada orang yang seorang laki – laki berkhalwat dengan wanita kecuali setan adalah yang ketiga”. Hadis ini menegaskan diharamkannya berkhalwat bagi pria dengan wanita bukan mahramnya, karena Rasulullah SAW mengingikan umatnya terhindar dari penyakit fisik dan sosial.

Wallahu’alam bishahwab.

*disadur dengan pengubahan seperlunya dari bulletin Dawa’ edisi no.9/tahun ke XII/Februari 2012 yang diterbitkan oleh FSKI FK UNAND Padang

Rabu, 20 Juni 2012

Shalat Tahajud Terbukti Menyehatkan


Perintah bangun tengah malam untuk mengerjakan sholat tahajud terbukti menyehatkan bagi kesehatan tubuh kita. Seringkali orang khawatir jika terbangun dari tidur di malam hari, namun beberapa bukti menunjukkan tidur malam selama delapan jam penuh sebenarnya tidak alami. Hal yang menyehatkan jika tidur setiap empat jam, kemudian terbangun selama satu atau dua jam, dilanjutkan dengan tidur kembali selama empat jam. 

Roger Ekirch, seorang ilmuwan dari Virginia menerbitkan makalah yang disusun dari penelitian selama 16 tahun. Ia mengungkapkan banyak bukti sejarah bahwa manusia di zaman dahulu terbiasa tidur selama dua waktu dalam semalam. Bukunya yang berjudul 'At Day's Close: Night in Times Past' berisi lebih dari 500 referensi pola tidur. Buku ini menggambarkan tidur pertama dimulai sekitar dua jam setelah senja, kemudian terbangun selama satu atau dua jam dan kemudian tidur lagi untuk yang kedua kalinya. Selama periode bangun di antara dua tidur ini, tubuh cukup aktif. Saat ini, kebanyakan orang tampaknya telah beradaptasi untuk tidur selama delapan jam penuh. Tetapi Ekirch percaya bahwa banyaknya gangguan tidur saat ini berasal dari dorongan alami dari tubuh untuk tidur terpotong tiap empat jam sekali. Itulah mengapa banyak orang yang mengaku insomnia kemudian tidak mudah tertidur kembali. 

"Banyak orang bangun di malam hari dan kemudian panik. Saya memberitahu mereka bahwa apa yang mereka alami merupakan pola tidur yang terpisah dan hal itu baik bagi mereka. Lebih dari 30% gangguan kesehatan yang terjadi disebabkan dari tidur, baik langsung maupun tak langsung," ujar Russell Foster, seorang guru besar di bidang neuroscience di Oxford University. Jacobs menunjukkan bahwa periode antara bangun tidur bisa memainkan peran penting bagi manusia untuk mengatur stres secara alami. Jadi, jika terbangun di tengah malam, pikirkanlah kebiasaan orang-orang di masa lampau karena terbangun di tengah malam bisa jadi baik untuk kesehatan, dan menjadi peluang ibadah dengan mengerjakan Qiyamul Lail.

Siwak : Keajaiban Dalam Sunnah Nabi


Siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam kultur dan budaya di seluruh dunia, namun pengaruh penyebaran agama Islam dan penerapannya untuk membersihkan gigi yang paling berpengaruh. Rasulullah SAW bersabda : “Seandainya tidak memberatkan ummatku niscaya akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat (dalam riwayat lain : setiap akan berwudhu’).” Selain itu di hadist lain ditemukan : Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut, ia lebih dari sekedar menyikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system (sistem antipembusuk). Batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara tepat dan dapat mengikis plak pada gigi. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. 

El-Mostehy dkk (1998) melaporkan bahwa tanaman siwak mengandung zat-zat antibakterial. Darout et al. (2000) Melaporkan bahwa antimikrobial dan efek pembersih pada miswak telah ditunjukkan oleh variasi kandungan kimiawi yang dapat terdeteksi pada ekstraknya. Efek ini dipercaya berhubungan dengan tingginya kandungan Sodium Klorida dan Pottasium Klorida seperti salvadourea dan salvadorine, saponin, tannin, vitamin C, silika dan resin, juga cyanogenic glycoside dan benzylsothio-cyanate. Hal ini dilaporkan bahwa komponen anionik alami terdapat pada spesies tanaman ini yang mengandung agen antimikrobial yang melawan beberapa bakteri. Nitrat (NO3-) dilaporkan mempengaruhi transportasi aktif porline pada Escherichia coli seperti juga pada aldosa dari E. coli dan Streptococcus faecalis. Nitrat juga mempengaruhi transport aktif oksidasi fosforilasi dan pengambilan oksigen oleh Pseudomonas aeruginosa dan Stapyhylococcus aureus sehingga terhambat. 

Menurut hasil penelitian Gazi et al. (1987) ekstrak kasar batang kayu siwak pada pasta gigi yang dijadikan cairan kumur, dikaji sifat-sifat antiplaknya dan efeknya terhadap komposisi bakteri yang menyusun plak dan menyebabkan penurunan bakteri gram negatif batang.

Siwak juga sangat efektif sebagai alat pembersih mulut. Almas (2002) meneliti perbandingan pengaruh antara ekstrak siwak dengan Chlorhexidine Gluconate (CHX) yang sering digunakan sebagai cairan kumur (mouthwash) dan zat anti plak pada dentin manusia dengan SEM (Scanning Electron Microscopy). Almas melaporkan bahwa 50% ekstrak siwak dan CHX 0,2% memiliki efek yang sama pada dentin manusia, namun ekstrak siwak lebih banyak menghilangkan lapisan noda-noda (Smear layer) pada dentin.

Sebuah penelitian tentang Periodontal Treatment (Perawatan gigi secara berkala) dengan mengambil sampel terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para peneliti dari King Abdul Aziz University Jeddah, menunjukkan bahwa Periodontal Treatment untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada treatment yang harus diberikan kepada masyarakat di negara lain, hal ini mengindikasikan rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap Periodontal Treatment

Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah. Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil.

Menurut laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.

Jangan Minum Sambil Berdiri !!


Dewasa ini, makan dan minum bukanlah kegiatan yang spesial lagi. Dahulu, orang-orang selalu makan dan minum dalam keadaan duduk untuk menghargai berkah yang diberikan sang pencipta. Namun kini, makan dan minum sambil berdiri bahkan berjalan sudah jadi hal yang lumrah. Ada beberapa adab minum yang telah dicontohkan dan sudah menjadi kebiasaan Rasullullah SAW :
  1. Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala.
  2. Memulai minum dengan membaca basmalah.
  3. Minum dengan tangan kanan.
  4. Tidak bernafas dan tidak meniup air minum.
  5. Mengambil nafas diluar wadah air minum sebanyak tiga kali.
  6. Larangan minum langsung dari teko/ceret.
  7. Minum dengan posisi duduk.
  8. Menutup bejana air pada malam hari.
  9. Puas dengan minuman yang ada dan tidak mencelanya.
Telah diketahui bahwa rasul melarang kita minum sambil berdiri, bahkan orang tuapun terkadang melarang kita untuk minum dan makan sambil berdiri. Mungkin kedengarannya seperti nasihat biasa saja dan bahkan sering kali kita meremehkannya, akan tetapi hal kecil tersebut ada benarnya dan dapat dibuktikan dari segi agama maupun dari segi kesehatan.

Dari segi agama telah terbukti bahwa sabda Nabi dari Abu Hurairah, ”Jangan kalian minum sambil berdiri ! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan!” (HR. Muslim). Lalu dari Anas dan Qatadah RA, dari Rasulullah SAW : Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri”. Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu lebih buruk lagi” (HR. Muslim dan Turmidzi).

Kebiasaan Nabi tersebut ternyata terbukti dari segi kesehatan yang telah diteliti oleh para ahli medis. Jika kita minum sambil berdiri maka tidak dapat memberikan kesegaran tubuh secara optimal, karena air yang kita minum akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Sedangkan air yang dikonsumsi harus ditampung dulu di dalam lambung, kemudian air minum disaring oleh sfinger. Tahukah kamu dengan Sfingter ? Ia merupakan struktur berotot yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup, dan hanya terbuka apabila kita minum dalam keadaan duduk. Seharusnya setiap air yang kita minum akan disalurkan pada bagian-bagian penyaringan yang berada di ginjal, akan tetapi jikalau kita minum sambil berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi akan menuju kandung kemih kemudian akan menyebabkan pengendapan disaluran kencing.

Dr. Ibrahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampumempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengansempurna. Ini merupakan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai
ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf  yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.

*disadur dari Qiblati edisi ke-04, smoga bermanfa'at..