Demam
merupakan respon tubuh terhadap kuman, bakteri, atau virus yang masuk ke dalam
tubuh. Ketika kuman, bakteri, atau virus masuk ke tubuh, sel-sel darah putih
dalam tubuh memproduksi hormon interleukin yang kemudian berjalan ke
otak untuk memberi perintah kepada hypothalamus (pusat pengatur suhu di
otak) agar menaikkan suhu tubuh. Hal ini terjadi karena dengan suhu tubuh yang
tinggi, sistem pertahanan tubuh akan meningkat dan lebih mampu memerangi
infeksi. Demam juga bermanfaat karena dapat menurunkan kadar zat besi dalam
tubuh, padahal kuman membutuhkan zat besi untuk hidup dan berkembang. Mekanisme
ini dapat melemahkan kuman penyebab infeksi.
Demam
yang terjadi pada bayi dan anak kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus yang
bisa sembuh sendiri. Sehingga biasanya obat penurun panas tidak diperlukan,
kecuali jika suhu tubuhnya terus meningkat. Obat penurun panas diperlukan
ketika suhu tubuh memang sudah mencapai 38,5°C atau lebih. Orangtua tidak perlu
khawatir ketika anak mengalami demam tapi masih aktif, lincah, dan tetap doyan
makan. Adakalanya tubuh mampu mengatasi, sehingga demam bisa turun dengan
sendirinya tanpa penggunaan obat sama sekali.
Ketika
orangtua memberikan obat penurun panas, waktu pemberian perlu diperhatikan.
Obat penurun panas seperti parasetamol, diberikan selang waktu 6 jam. Jika
sangat terpaksa, boleh diberikan setiap 4 jam. Seringkali, orangtua yang tidak
faham, langsung memberikan parasetamol dalam selang 2 jam ketika suhu badan
anak tidak turun. Padahal, selama penyebab demamnya belum teratasi, demam akan
muncul lagi begitu efek obat penurun panasnya hilang. Biasanya, parasetamol
berefek 30 menit setelah pemberian sampai 2 jam kemudian.
Banyak
hal yang bisa kita lakukan ketika anak mengalami demam. Tindakan sederhana ini
bisa dilakukan di rumah dan insya Allah bermanfaat dalam menangani demam pada
anak :
- Ukur suhu tubuh anak
menggunakan termometer setiap 4 jam sekali. Pengukuran bisa dilakukan di
ketiak, mulut, telinga, atau dubur. Jangan hanya mengandalkan rabaan
telapak tangan pada permukaan tubuh anak, karena bisa jadi teraba hangat
tapi sebenarnya suhu tubuh anak sudah sangat tinggi.
- Hindarkan anak dari pakaian
tebal, jaket, atau selimut, karena justru akan mempersulit hilangnya panas
dari tubuh anak kita. Ganti pakaian anak dengan pakaian yang tipis, longgar,
dan nyaman dipakai.
- Berikan anak lebih banyak
cairan (air minum, jus buah, kuah sayur), supaya tidak terjadi dehidrasi
atau kekurangan cairan. Pada bayi atau anak yang masih menyusu, berikan
ASI sesering mungkin.
- Usahakan agar anak mau makan.
Suapi anak dengan makanan yang dia sukai dan tentunya pilih yang mudah
dicerna.
- Beri kesempatan anak untuk
beristirahat dengan tenang. Istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk
memulihkan kondisi tubuhnya yang lemah.
- Jika suhu tubuh anak sangat
panas, kompres dengan air hangat pada bagian kening, ketiak leher, dan
lipatan paha. Hindarkan mengompres dengan air dingin, hal ini akan
menyebabkan tubuh makin menggigil untuk menaikkan suhunya karena mengira
suhu di luar tubuhnya lebih dingin. Jika kondisi anak masih memungkinkan (tidak
dalam kondisi yang sangat lemah), bisa juga dengan merendam anak pada
ember atau bak yang sudah diisi dengan air hangat.
- Waspadai terjadinya kejang,
apalagi jika sebelumnya anak pernah kejang ketika demam. Segera turunkan
demam anak, jangan sampai peningkatan suhu tubuh tersebut memicu
terjadinya kejang. Namun orangtua tidak perlu khawatir berlebihan,
mengingat kejadian demam yang sampai menyebabkan kejang sangat jarang.
- Berikan obat penurun panas jika
suhu tubuh anak mencapai 38,5°C atau lebih, dan anak kelihatan rewel atau
tidak nyaman. Untuk itu, perlu kiranya orangtua mempunyai persediaan obat
penurun panas di kotak obat. Pemberian obat penurun panas harus sesuai
dengan dosis yang dianjurkan dokter. Dosis obat pada anak lebih tepat jika
dihitung dengan berpatokan pada berat badan (bukan usia). Oleh karena itu,
tanyakan dosis obat pada dokter atau apoteker sebelum meminumkannya pada
anak.
Semoga
penjelasan tentang demam ini bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita
dalam menjaga kesehatan keluarga. Tetap tenang dan jangan panik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar