Anda
hobi bermain bola ? Menyundul bola dalam olahraga sepak bola merupakan salah
satu strattegi untuk meng-gol kan bola ke gawang. Namun berhati – hatilah,
karena aktivitas menyundul bola terlalu sering berbahaya bagi otak. Hal
tersebut dibuktikan melalui pemindaian otak yang dilakukan pada 32 orang pemain
bola amatir. Hasilnya ditemukan pola kerusakan otak yang mirip dengan yang
dialami pasien geger otak.
Terlalu
sering menyundul bola juga diduga menjadi pemiu kematian pemain sepak bola
Inggris, Jeff Astle (59) di tahun 2009. Ia didiagnosis menderita gangguan
kognitif setelah bertahun – tahun jadi pemain bola professional. Hasil
pemeriksaan koroner menunjukkan kematiannya dipicu oleh penyakit degenerative
pada otak akibat terlalu sering menyundul si kulit bundar.
Meski bola sekarang ini dipakai dalam sepak
bola lebih ringan dibanding bola di era tahun 1960an ketika Astle masih aktif
bermain, tetapi sebenarnya masih cukup berat. Seorang pemain bola bisa berlari
dalam kecepatan 56 km / jam dalam permainan biasa dan lebih cepat lagi saat
bertanding professional. Namun banyan yang sangsi menyundul bola cukup kuat
menyebabkan cedera otak.
Dalam
riset yang dilakukan oleh dr. Michael Lipton dari Montefiero Medical Center, ia
berusaha mengungkap dampak dari terlalu seringnya kepala menyundul bola. Para
peneliti menggunakan pemindai otak khusus yang dirancang untuk memvisualisasika
jaringan saraf dan otak. Sebanyak 32 partisipan studi ini ditanya seberapa
sering mereka menyundul bola baik saat latihan ataupun bertanding. Hasilnya
mereka yang paling sering menyundul bola, yakni 1.000 kali dalam setahun,
memiliki tanda cedera traumatik pada otak yang lebih kentara. Ada 5 area otak
yang cedera , yakni, bagian otak depan dan belakang tengkorak kepala. Ini
merupakan bagian yang memproses perhatian, ingatan, fungsi eksekutif dan fungsi
penglihatan.
“Dampak
negative tersebut terjadi karena terlalu seringnya menyundul bola. Akibatnya
adalah sel – sel otak mengalami degenerasi”, kata Lipton. Gangguan lain dari
efek cedera tersebut adalah para partisipan memiliki hasil tes yang buruk dalam
bidang kemampuan kognitif seperti memori verbal dan kecepatan bereraksi.
*dikutip dari majalah Cegak edisi
Desember 2011 yang diterbitkan oleh RSUP M.Djamil Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar