Bertugas di Papua, membuatku akrab dengan wam (sebutan babi bagi masyarakat asli Papua). Babi merupakan hewan
istimewa, hampir di setiap acara besar bakar batu, ia menjadi menu wajib.
Selain itu, babi digunakan untuk pembayaran mas kawin, denda adat, dan
menggambarkan kekayaan seseorang. Berhati – hatilah jika membawa kendaraan di
sini, karena babi dibiarkan berkeliaran di jalan dan jika Anda menabraknya
tanpa sengaja tetap dikenakan denda adat hingga puluhan juta rupiah. Dan jangan
heran, jika seorang bayi mesti rela berbagi ASI dengan bayi hewan ini, malah
sang ibu terlihat lebih menyayangi babi kecil dibanding anak kandungnya
sendiri.
Babi,
diciptakan tapi kenapa diharamkan ?
“ Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu bangkai , darah , daging babi , dan binatang yang ( ketika
disembelih ) disebut ( nama ) selain Allah .” ( QS . Al - Baqarah : 173 ). Kutipan ayat ini, merupakan salah
satu dalil kenapa babi diharamkan dalam Islam. Sering kali, orang mengira bahwa
larangan mengkonsumsi babi dikarenakan penyakit cacing pitanya. Lalu bagaimana
jika dengan keilmuan modern, pengolahan daging babi yang baik akan
menghilangkan bahaya cacing pita ini?
Babi diharamkan
bukanlah karena cacing pitanya, tapi umat Islam tidak mengkonsumsinya karena
ketaatan pada Sang Pencipta. Larangan ini, tentu banyak sebab yang
menjadikannya dilarang dikonsumsi, tentunya butuh kajian dan penelitian yang
mendalam untuk mengungkap rahasia larangan Allah ini.
Babi, hewan paling menjijikkan ?
Babi merupakan cleaning service gratis yang membersihkan wajah bumi
dari berbagai bentuk kotoran. Hewan rakus ini
mengkonsumsi semua jenis makanan, termasuk kotorannya sendiri, kotoran manusia,
bahkan jika
perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi
perutnya dan memakannya lagi.
Olehnya, dengan menyadari fitrah penciptaannya,
andai saja kotoran
yang tercecer itu tidak dilahap kembali, maka siapa lagi yang akan membersihkannya ? Kotoran , sampah , dan limbah
manusia merupakan isu global yang butuh penanganan serius dan belum terpecahkan
sampai pada detik ini . Babi, hewan yang tahu diri, bahkan ia ikut sibuk dan
turut andil mengentaskan polusi udara oleh ulah tangan kalian sendiri ^^
Babi juga dikenal sebagai hewan yang pemalas, lebih
suka menghabiskan hidupnya di tempat kotor. Rutinitasnya hanya makan
dan tidur, serta tidak suka bepergian jauh. Secara seksologi, ia sangat suka berhubungan intim, dan jika sang betinanya
ditunggangi oleh jantan lain ia tidak menampakkan sedikit pun kecemburuan dan
amarah terhadapnya.
Mengkonsumsi babi,
tidak menyehatkan ?
Sebagai tenaga
medis, saya akan mengkaji padangan kesehatan terhadap babi, tentulah ada hikmah
pengharaman hewan ini. Babi sangat dikenal dengan cacing pitanya. Telur cacing ini bisa menempel di dinding usus, kemudian
bergerak bersamaan dengan peredaran darah sampai ke otak . Dan ketika cacing
itu sampai di otak , maka ia menyebabkan sakit yang ringan pada awalnya ,
hingga akhirnya mati dan tidak bisa keluar darinya . Hal ini menyebabkan dis -
fungsi pada susunan organ di kawasan yang mengelilingi cacing di otak . Ia
berkembang di usus 12 jari dengan panjang 4 – 10 meter, dan telurnya dikeluarkan melalui BAB untuk siklus
berikutnya.
Analisis kimia dari darah babi
menunjukkan adanya kandungan yang tinggi dari uric acid (asam
urat). Dalam tubuh manusia, senyawa ini dikeluarkan sebagai kotoran, dan 98 %
dari uric acid dikeluarkan melalui ginjal. Sedangkan sistem biochemistry babi hanya mengeluarkan 2 % dari seluruh
kandungan uric acidnya, sedangkan 98 % sisanya tersimpan dalam tubuhnya. Terjawablah,
kenapa angka kejadian gout atritis (penyakit sendi yang
disebabkan meningkatnya kandungan asam urat dalam darah) yang sangat tinggi di
Puskesmas tempat saya bekerja. Dari pola konsumsi masyarakat Papua, ternyata ada
kaitan dengan daging babi.
Menurut Prof. A.
V. Nalbandov (penulis
buku Adaptif Physiology on Mammals and Birds) menyebutkan bahwa kantung urine (vesica urinaria) babi sering bocor,
sehingga urine babi merembes ke dalam daging. Akibatnya, daging babi tercemar
kotoran yang mestinya dibuang bersama urine. Sedangkan Dr. Murad Hoffman (doktor ahli & penulis dari Jerman) mengatakan bahwa memakan babi juga menyebabkan peningkatan kolesterol
tubuh dan memperlambat proses penguraian protein.
Penelitian ilmiah modern di Cina dan Swedia menyatakan, “daging babi merupakan penyebab utama
kanker anus & kolon. Meskipun empuk dan terkesan lezat, namun
karena banyak mengandung lemak, daging babi sulit dicerna. Akibatnya, zat gizi tidak
dapat dimanfaatkan tubuh.
Bukan hanya Islam yang mengharamkan babi namun
juga dalam agama Yahudi dan Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh di kalangan Kristian. Luar biasanya
Islam, melarang karena babi tidak menyehatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar