Rabu, 18 April 2012

Berbekam, Sehat Ala Nabi



Berbekam yuk, istilah ini tentu tak asing lagi bagi Anda karena salah satu pengobatan sejak zaman Nabi ini telah memasyarakat. Teknik pengobatan ini dilakukan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Anjuran berbekam telah disampaikan Rasulullah SAW  : "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari) 

Bekam merupakan proses detoksifikasi terbaik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dikarenakan bekam hanya mengeluarkan darah yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan berpotensi untuk menimbulkan penyakit. Darah kotor tersebut haruslah dikeluarkan karena sifatnya mengganggu sirkulasi darah, nutrisi, dan oksigen didalam darah.

Nabi Muhammad SAW memilih berbekam pada daerah tengkuk karena paling dekat dengan jantung. Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang sebagaimana Anas bin Malik r.a. menceritakan bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Beliau melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (HR.Ahmad). 

Jikalau Anda berbekam, ada banyak manfaat yang dirasakan, diantaranya:
1.       Mengeluarkan angin, toksin,kolesterol dan zat yang berbahaya dalam tubuh.
2.       Memulihkan fungsi tubuh menjadi lebih baik.
3.       Meningkatkan kecerdasan.
4.       Meningkatkan kekebalan tubuh.
5.       Menajamkan penglihatan dan lainnya.

Berbekam dari sudut pandang ilmu kedokteran modren

Muhammad Amin Syaikh, seorang ilmuwan Damaskus telah memuat dalam artikelnya bahwa mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari praktik bekam yaitu : tubuh dibersihkan dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna, sehingga tubuh menjadi mangsa empuk bagi berbagai penyakit.

Sebuah tim laboratorium telah meneliti darah yang keluar dari titik-titik bekam (yaitu dari tengkuk) secara laboratoris dan mengkomparasikannya dengan darah pembuluh biasa pada sejumlah besar orang yang telah dibekam berdasarkan prinsip bekam yang benar. Berdasarkan penelitian itu, diperoleh kesimpulan :

1. Bahwa darah bekam mengandung sepersepuluh kadar sel darah putih (lekosit) yang ada di dalam darah biasa. Fakta ini menunjukkan bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan.

2. Eritrosit (sel darah merah), semua sel darah merah memiliki bentuk yang aneh, artinya sel-sel ter-sebut tidak mampu melakukan aktivitas, di samping juga menghambat sel-sel lain yang masih muda dan aktif. Ini menunjukkan bahwa proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi, seraya tetap mempertahankan sel-sel darah putih di dalam tubuh. Sedangkan fashd menyebabkan hilangnya komposisi darah yang bermanfaat bersama sel-sel darah merah yang hendak dibersihkan.

3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat besi tersebut dalam pemben-tukan sel-sel muda yang baru.

4. Kandungan sel darah merah maupun sel darah putih dalam darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya seluruh sistem dan organ tubuh.

Selasa, 03 April 2012

Makan Pake Tangan, Lebih Sehat ?

Anda pernah melihat orang makan dengan tangan lalu menjilatinya ? Tahukah Anda jika itu lebih sehat ? Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang kamu makan makanan, janganlah dia mengelap tangannya hingga menjilatinya atau meminta orang menjilatinya. Dan janganlah dia mengangkat piringnya hingga menjilatinya atau meminta orang untuk menjilatinya., karena pada makanan terakhir terdapat barakah." (HR. Bukhari)

Menurut artikel yang diterbitkan dalam paparetta.wordpress.com pada Oktober 2010 lalu, makan menggunakan tangan terbukti lebih menyehatkan karena dalam tangan terdapat enzim RNAse yang dapat mengikat bakteri sehingga tingkat aktivitasnya sangat rendah ketika masuk bersama makanan ke saluran pencernaan tubuh.

Pada dasarnya, tujuan utama enzim RNAse ini digunakan dalam analisis genetik, dengan tujuan mendegradasi RNA, sehingga yang tinggal dari sebuah sel hidup adalah DNA-nya. Saya yakin keterangan yang lebih tepat bisa dijelaskan oleh rekan-rekan dari kedokteran. Enzim ini selalu terkandung dalam jari-jari dan telapak tangan manusia, sehingga –dengan asumsi sudah dilakukan upaya menghigieniskan tangan sebelumnya– proses penyuapan makanan ke dalam saluran pencernaan akan mengikutkan enzim yang bisa mengikat sel bakteri sehingga aktivitasnya tidak maksimal. Begitu makanan masuk ke saluran pencernaan, maka enzim ini akan ikut mengikat pergerakan bakteri hingga ke saluran pembuangan.

Sebaliknya, jika manusia makan menggunakan (misalnya) sendok, tidak ada yang bisa menahan laju aktivitas bakteri yang terkandung, baik di makanan atau alat makan itu sendiri.

Alkisah, seorang raja melayu sempat diprotes oleh tamu yang lain dalam acara jamuan makan malam kerajaan. Ia begitu eksentrik karena saat para raja lain makan dengan elegan menggunakan sendok dan perangkat lain, ia dengan santai membasuh bersih tangannya sendiri lalu makan menggunakan telapak tangan dan jari-jarinya itu. Saat ditanya serius, ia menjawab dengan 3 alasan mengapa ia lebih mempercayai tangannya daripada sendok. Ia pun berkata : “Pertama; Saya yakin tangan saya lebih bersih daripada sendok dan garpu karena saya sendirilah yang membasuhnya, bukan orang lain. Sendok- garpu yang dibasuh orang lain belum tentu bersih. Kedua; saya yakin tangan saya lebih bersih karena hanya saya seorang yang menggunakannya, tidak pernah dipinjam orang lain. Sedangkan sendok itu sudah dipakai oleh orang yang berbeda-beda. Ketiga; saya percaya tangan saya lebih bersih karena tak pernah jatuh dari tempatnya setelah dicuci.


Bagaimanapun, salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dr Charles Gerba dari University of Arizona , mengatakan bahwa kita tidak mungkin menghalangi kuman dan bakteri masuk ke dalam lingkungan kita. Namun kita bisa memerangi kuman dengan cara mencuci tangan setiap sebelum dan selesai beraktivitas. Cairan pembersih masih dianjurkan karena fungsinya adalah menghancurkan membran sel bakteri sehingga aktivitasnya nyaris terhenti. Lagipula, tubuh sudah memiliki sistem kekebalan sendiri yang bisa dioptimalkan dengan berbagai cara..